Korean Vibes

Berburu Kuliner di Gwangjang Market, Pasar Tradisional Tertua di Korea yang Punya Sejarah Panjang



NOBARTV NEWS Jika berlibur ke Korea Selatan, rasanya kurang lengkap jika tidak mencoba berburu kuliner di Gwangjang Market.

Gwangjang market adalah salah satu pasar tradisional Korea yang menyajikan banyak sekali kuliner nikmat.

Di Gwangjang market, kamu bisa mencoba aneka kuliner khas Korea, mulai dari jajanan tradisional hingga makanan khas dengan rasa otentik.

Di Korea sendiri, kamu dapat dengan mudah menemukan pasar tradisional yang berisi banyak penjual makanan nikmat.

Pasar Gwangjang adalah salah satu yang paling tertua di Seoul, jadi tak heran jika pasar ini sangat populer di kalangan turis asing.

Jika dilihat dari sejarahnya, Gwangjang market memiliki kisah yang cukup panjang dan sangat menarik untuk dikulik.

Pasar ini buka setiap hari dan menjadi salah satu pasar tradisional paling sibuk di Seoul.

Jadi kalau kamu mampir dan ingin berburu kuliner di tempat ini, maka harus siap untuk antre dan bersabar.

Meski selalu ramai dan antre, tapi para penjual di Gwangjang market terkenal ramah dengan siapa saja, termasuk turis asing.

Sejarah Gwangjang Market

Berikut ini adalah beberapa fakta sejarah Gwangjang market yang wajib kamu tahu sebelum mengunjunginya:

1. Berdiri Sejak 1905

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pasar Gwangjang ini mempunyai sejarah yang cukup panjang.

Hal ini dibuktikan dengan sejarahnya bahwa pasar tradisional ini sudah ada sejak tahun 1905.

Jika dihitung, maka Gwangjang market sudah berdiri lebih dari 100 tahun, inilah yang kemudian membuatnya dinobatkan sebagai pasar tradisional tertua.

Sebenarnya pasar ini dibangun dengan tujuan untuk merebut kedaulatan Korea ketika masa penjajahan Jepang.

Karena pada waktu itu pasar tradisional di Korea hanya buka secara berkala saja dan Gwangjang market menjadi pasar pertama yang beroperasi setiap hari.

Kemudian pada tahun 1962, pasar ini dibagi menjadi dua, yakni Pasar Dongdaemun dan juga Pasar Gwangjang.

Hingga saat ini, pasar Gwangjang sudah sangat berkembang dan menjadi tujuan wisata kuliner bagi wisatawan.

2. Awalnya Hanya Menjual Produk Pertanian dan Seafood

Awal berdiri, pasar Gwangjang hanya diisi oleh para penjual seafood dan juga produk pertanian saja.

Hingga beberapa tahun kemudian, pasar ini mulai berkembang dan muncul banyak penjual yang menawarkan berbagai macam produk.

Pasar yang memiliki luas kurang lebih 4,5 hektar ini diisi oleh lebih dari 5.000 penjual dengan 20.000 pelayan toko.

Tak heran jika setiap harinya, pasar ini dikunjungi oleh lebih dari 65.000 orang yang ingin berburu kuliner ataupun mencari oleh-oleh di sini.

Jika berkunjung ke Gwangjang market, kamu akan melihat banyak sekali pengunjung yang ramai mengantre untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

3. Berburu Kuliner Nikmat

Rasanya kurang lengkap jika berkunjung ke Gwangjang market tapi tidak berburu kuliner khas Korea yang rasanya otentik.

Di pasar ini, kamu bisa mencoba aneka jajanan lezat seperti tteokbokki, kimbab, hotteok, bungeoppang, dan masih banyak lainnya.

Karena dibuat langsung oleh orang Korea, jadi tentu rasanya lebih otentik dan menggugah selera.

Untuk harganya sendiri tidak perlu khawatir, karena mayoritas kuliner yang dijual di pasar ini sangat terjangkau.

Jadi sangat cocok untuk wisatawan asing yang ingin berburu kuliner khas Korea tanpa merogoh kocek dalam.

Agar lebih mudah melakukan transaksi di pasar ini, pastikan untuk membawa uang tunai ya.

Itulah beberapa fakta sejarah dari pasar Gwangjang, salah satu pasar tradisional Korea yang menyajikan aneka kuliner khas Korea dengan rasa otentik dan harga terjangkau.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Berburu Kuliner di Gwangjang Market, Pasar Tradisional Tertua di Korea yang Punya Sejarah Panjang yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Laeli Nur Azizah

Seorang penulis lepas yang hobinya jalan-jalan, masak, dan ngopi.