NOBARTV NEWS Monumen Nasional Vermilion Cliffs adalah dunia mimpi berwarna dengan formasi fantastis. Monumen seluas 280 ribu hektare ini terletak di perbatasan Arizona dengan Utah, tempat hutan di dataran tinggi Paria yang membentang ke selatan.
Mengenal lebih dekat dengan Vermilion Cliffs
Monumen Nasional Vermilion Cliffs didirikan pada 2000 di bawah pengelolaan Pemerintah Amerika Serikat. Vermilion Cliffs membentang di sepanjang jalan tepi selatan dan timur monumen.
Kebanyakan orang mengunjungi monumen ini untuk melihat The Wave, Buckskin Gulch, dan Paria Canyon. Fitur-ditur alam yang sangat indah itu memiliki warna-warna cerah dan bentuk yang menarik bagi fotografer, pelukis, seniman, hingga wisatawan biasa sekalipun.
Terbing Vermilion merupakan tebing curam yang terkikis. Kawasan ini sebagian besar terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu kapur, dan lainnya yang memiliki tinggi bervariasi.
Suguhan alam menakjubkan di kawasan Vermilion Cliffs tidak terbentuk begitu saja. Butuh jutaan tahun bagi alam untuk menciptakan tempat ajaib berupa labirin formasi batuan di sekelilingnya, yang dikenal sebagai Vermilion Cliffs.
Sementara The Wafe merupakan bintang pertujukkannya, yakni sebuah formasi batu pasir yang unik. Untuk mencapai The Wafe, diperlukan pendakian pulang pergi yang melelahkan. Medan sulit dengan ngarai celah yang rentan terhadap banjir bandang harus dilalui.
Warna kemerahan pada bebatuan didapatkan dari batu pasir. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan warna yang signifikan pada formasi bebatuan di sana.
The Wave, Buckskin Gulch, dan Paria Canyon
Coyote Buttes North atau yang dikenal dengan The Wave, merupakan area hutan belantara di kawasan Monumen Nasional Vermilion Cliffs. Untuk menuju The Wave, diperlukan izin harian kunjungan ke Coyote Buttes North dan South. Pesona lanskap alamnya yang bergelombang membuat siapa pun terpesona.
Buckskin Gulch merupakan salah satu ngarai atau tebing curam celah terpanjang di dunia. Ngarai ini terdiri dari formasi unik dan dinding batu pasir bergelombang yang membentang di utara Paria Canyon. Diperlukan izin untuk mengunjungi area ini.
Paria Canyon merupakan ‘gunung batu’ yang memiliki dinding-dinding menjulang, yang dihiasi pernis gurun, amfiteater batu merah besar, lengkungan batu-batu pasir, teras hutan, dan taman gantung.
Kawasan Paria Canyon penuh dengan tebing dan lereng yang lebih curam, batu-batu besar, dan arroyo atau celah terjal, dengan kondisi alam yang lebih liar.
Di bagian barat laut alam liarnya, terdapat Coyote Buttes, yang memiliki lanskap luar biasa berupa kubah, koridur, dan berbagai pahatan batu kecil rapuh, yang diukir dari batu berpalis silang warna-warni.
Dulunya, tempat-tempat ini jarang dikunjungi karena letaknya yang jauh di perbatasan. Namun kini, daerah ini begitu populer. Bahkan banyak orang bersaing untuk mendapatkan kesempatan melihat formasi batu pasir dan tebing batu yang berkelok-kelok.
Mengunjungi tempat ini tidak semudah saat berwisata ke Bali, hlo! Diperlukan izin untuk mengunjungi area tertentu di kawasan monumen ini. Kamu harus bersaing dengan ratusan orang setiap harinya untuk mendapatkan izin. Izin tersebut didapatkan melalui sistem undian dan sistem masuk langsung.
Kehidupan di Kawasan Vermilion Cliffs
Meski terlihat gersang, kering, dan tandus, kawasan Vermilion Cliffs memiliki flora dan fauna yang menghuninya.
Setidaknya, terdapat lebih dari 20 spesies burung pemangsa, termasuk beberapa spesies Elang. Terdapat domba gurun bertanduk besar, singa gunung, rusa, dan mamalia besar lainnya. Tercatat pula ada sekitar 30 spesies mamalia kecil dan spesies ikan langka yang hidup di aliran sungai monumen.
Sementara itu, beberapa flora yang tumbuh di bukit pasir adalah Milkweed Welsh Asclepias Welshii, sebuah tanaman yang terancam punah.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: