NOBARTV NEWS PDIP saat ini dihadapkan pada dua kondisi berbeda sekaligus, di satu sisi senang karena dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 mereka bisa mengajukan pasangan calon tanpa berkoalisi dengan partai lain di sejumlah daerah. Namun, di sisi lain khusus untuk DKI Jakarta PDIP sedang di ambang kebingungan hendak mengusung siapa.
Ada suara rakyat yang menghendaki PDIP mengusung Anies Baswedan. Eks Gubernur Jakarta itu punya elektabilitas tinggi dan tak tertandingi hingga saat ini. Menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia elektabilitas Anies mencapai 39,7 persen.
Belum ada calon lain yang bisa menandingi popularitas dan elektabilitas Anies. Bahkan Ridwan Kamil, cagub Jakarta yang diusung KIM Plus elektabilitas hanya 8,5 persen.
Jika PDIP ingin punya kans menang lebih besar melawan jagoan KIM Anies Baswedan lah jawabannya. Mantan Rektor Universitas Paramadina itu sudah punya strong voters alias pemilih setia yang cukup besar.
PDIP tak perlu terlalu berusaha begitu keras jika mengusung Anies sebagai cagub Jakarta pada Pilkada November mendatang.
Namun, di sisi yang lain PDIP dikenal selalu mengutamakan kader sendiri. Dan dalam konteks Pilkada Jakarta PDIP memiliki sejumlah nama kader potensial. Salah satunya adalah Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Elektabilitas Ahok sendiri mencapai angka 20 persen lebih. Ia memang masih di bawah Anies namun setidaknya lebih tinggi dibanding Ridwan Kamil.
Lalu, sebaiknya PDIP memilih siapa untuk diusung pada Pilkada Jakarta? Apakah Anies yang sudah punya elektabilitas tinggi atau Ahok yang merupakan kader PDIP tulen?
PDIP Sebaiknya Mengusung Ahok
Menurut Ketua Koalisi Pemerhati Jakarta Baru (Katar), Sugiyanto, ia menilai dengan putusan MK tentang ambang batas pencalonan kepala daerah maka PDIP bisa mengusung pasangan calon sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain.
Sehingga, tidak ada alasan kuat untuk mendukung Anies Baswedan yang bukan kader PDIP di saat partai berlogo Banteng itu punya sejumlah nama kader potensial yang bisa diajukan kepada warga Jakarta.
Dilansir rmol.id, menurut Sugiyanto ada dua kader PDIP yang bisa dipasangkan sebagai cagub dan cawagub pada Pilkada Jakarta pasca putusan MK, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Prasetyo Edi Marsudi, yang notabene merupakan Ketua DPRD DKI Jakarta saat ini.
Ahok adalah mantan Gubernur Jakarta dan Prasetyo Edi adalah Ketua DPRD DKI Jakarta. Duet 2 orang ini diyakini akan sangat bisa melawan Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta nanti.
Sugiyanto juga memberikan opsi lain dari kader PDIP yang bisa diajukan seperti Andika Perkasa dan Djarot Saiful Hidayat.
“Alternatif lainnya adalah pasangan Andika Perkasa dan Djarot Saiful Hidayat, atau kombinasi dari kader internal PDIP lainnya,” ujar Sugiyanto.
Yang paling perlu untuk diperhatikan seandainya PDIP mendukung Anies adalah keuntungan apa yang akan didapatkan PDIP secara politik? Berbeda jika yang mereka ajukan adalah kader sendiri maka tentu kepentingan partai di DKI Jakarta bisa diamankan dengan baik.
Hal ini pasti masuk dalam salah satu pertimbangan PDIP sebelum akhirnya nanti memutuskan akan mengusung siapa.
“Keputusan PDIP untuk mengusung kader sendiri bukan Anies Baswedan kemungkinan bisa menjadi solusi yang efektif,” lanjut Sugiyanto.
Meskipun tentu jalan yang akan dihadapi PDIP tidak akan semudah jika mereka mendukung Anies namun untuk kepentingan politik jangka panjang mengusung Ahok adalah salah satu alternatif paling tepat bagi PDIP saat ini.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: