NOBARTV NEWS Airin Rachmi Diany masih belum juga mendapatkan kejelasan apakah ia akan maju dalam Pilgub Banten atau tidak. Pasalnya, dengan dinamika yang terjadi di tubuh Golkar rencananya berduet dengan Ade Sumardi, kader PDIP, terancam gagal total.
Mundurnya Airlangga Hartarto akan memberi efek domino pada Pilgub Banten. Nasib Airin akan ditentukan oleh sosok Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar yang baru nantinya.
Jika Ketum Partai Golkar adalah sosok yang dekat dengan KIM Plus maka sangat mungkin Golkar akan menyusul 10 partai lain yang telah menyatakan dukungan kepada Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Jika demikian, maka pupus pula harapan Airin untuk berlayar dan bertarung di Pilgub Banten November mendatang.
Elektabilitas Tinggi Namun Diabaikan Partai
Nampaknya elektabilitas tak lagi jadi pertimbangan utama partai dalam menentukan arah dukungan pada kontestasi Pilkada. Apa yang dialami Airin ini bukan peristiwa politik pertama. Di Provinsi Jakarta, misalnya, Anies Baswedan juga gagal maju padahal ia memiliki elektabilitas sangat tinggi.
Setali tiga uang dengan Anies, Airin di Banten pun adalah sosok dengan elektabilitas tak tertandingi. Bahkan menurut hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) elektabilitas Airin Rachmi mencapai angka 77,3 persen. Unggul jauh dibanding calon lain.
Akan tetapi, elektabilitas itu ternyata tak mampu membuat partai-partai lain meliriknya. Padahal Airin juga ikut menjadi bagian dari pemenangan Prabowo-Gibran di Provinsi Banten pada Pilpres 2024 lalu.
Dilansir detik.com, bahkan ketika Airin Rachmi disimulasikan melawan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, eks Wali Kota Tangerang Selatan itu tetap unggul dengan perolehan 73,7 persen. Andra Soni-Dimyati hanya memperoleh 12,2 persen dan sebanyak 14,1 persen responden belum menentukan pilihan.
Namun, saat ini kendaraan yang tersisa hanya Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Sejatinya mereka hampir saja deklarasi namun keburu Airlangga Hartarto mengundurkan diri sebelum menandatangani B.1-KWK dukungan kepada Airin-Ade Sumardi.
Dengan dinamika internal di tubuh Golkar bisa saja Partai Golkar urung mencalonkan Airin dan pada akhirnya melabuhkan dukungan kepada Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Jika itu terjadi maka besar kemungkinan akan terjadi Andra Soni-Dimyati akan melawan kotak kosong di Pilgub Banten.
Lantas bagaimana nasib Airin dengan 77,3 persen elektabilitas di Banten yang ia miliki?
Airin Akan Fokus di DPR RI?
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus saat ditemui awak media dan ditanya terkait nasib Airin pasca mundurnya Airlangga Hartarto mengisyaratkan akan diberi tugas lain, bukan sebagai Cagub Banten.
“Bu Airin mungkin kita akan arahkan ke tugas lain. Nanti kita lihat dulu,” ungkap Lodewijk di Hotel Sultan pasca deklarasi RK-Suswono.
Lebih lanjut lagi Lodewijk belum bisa memberikan keterangan apapun sampai Ketum Golkar yang baru terpilih dan memberikan keputusannya untuk daerah-daerah yang belum diumumkan Partai Golkar, termasuk Provinsi Banten.
Namun, jika tugas lain itu dikaitkan dengan posisi Airin saat ini bisa jadi politisi cantik itu akan diberikan tugas untuk fokus di DPR RI.
Airin Rachmi Diany sebenarnya telah terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029 dari daerah pemilihan (dapil) Banten III yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Airin bahkan menjadi caleg dengan perolehan suara tertinggi mengalahkan petahana dan nama-nama besar lainnya. Menurut perhitungan KPU, Airin Rachmi Diany memperoleh 302.878 suara. Unggul jauh dibanding Habib Idrus Salim Aljufri dari PKS yang mendapatkan 184.407 suara dan menjadi peraih suara terbanyak kedua.
Airin bahkan mengalahkan Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra yang meraih 119.692 suara.
Jika tak jadi maju dalam Pilgub Banten maka besar kemungkinan tugas yang akan diberikan oleh Golkar kepada Airin adalah fokus menjadi anggota DPR RI.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: