NOBARTV NEWS Suasana pelantikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Istana Negara pagi ini diwarnai dengan kelakar dan candaan khas.
Pelantikan yang berlangsung pada Senin pagi ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, yang juga melantik sejumlah pejabat baru dalam kabinetnya. Bahlil, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi, dilantik untuk menggantikan posisi Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil, yang dikenal dengan gaya komunikasinya yang santai, sempat mengungkapkan bahwa suasana pelantikan kali ini mirip dengan acara Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
“Suasananya kok ini seperti Munas Partai Golkar,” ujarnya sambil tertawa, merespons godaan dari wartawan yang memanggilnya dengan sebutan ‘Pak Ketum‘.
Pernyataan tersebut menambah warna dalam pelantikan yang biasanya berlangsung formal.
Bahlil juga berkelakar mengenai pilihan aksesorisnya saat pelantikan. Saat ditanya oleh jurnalis tentang pilihan dasi merah yang dipakainya, ia menjawab dengan ringan bahwa dirinya akan menggunakan dasi kuning pada hari berikutnya.
Hal ini menarik perhatian mengingat besok, 20 Agustus 2024, Partai Golkar dijadwalkan menggelar Munas setelah Airlangga Hartarto menyatakan mundur sebagai Ketua Umum. Dalam Munas tersebut, Bahlil Lahadalia disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Airlangga.
Dalam reshuffle kabinet pagi ini, Presiden Jokowi juga mengangkat beberapa pejabat baru lainnya. Supratman Andi Agtas dilantik sebagai Menteri Hukum dan HAM menggantikan Yasonna Laoly. Rosan Roeslani, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dilantik sebagai Menteri Investasi menggantikan posisi Bahlil Lahadalia.
Selain itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Angga Raka Prabowo, juga turut diangkat. Jokowi juga menunjuk beberapa pejabat baru di lembaga-lembaga penting, di antaranya Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi, Hasan Nasbi sebagai Kepala Badan Komunikasi Kepresidenan, dan Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pelantikan pagi ini menandai perubahan signifikan dalam kabinet Jokowi, dengan beberapa posisi kunci diisi oleh wajah-wajah baru. Selain itu, penunjukan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM mencerminkan pergeseran fokus kebijakan pemerintah dalam sektor energi dan sumber daya mineral di tengah dinamika politik yang terjadi.
Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya dikenal sebagai Menteri Investasi dan sosok yang aktif dalam pengembangan sektor investasi di Indonesia, kini akan menghadapi tantangan baru dalam pengelolaan sektor energi dan sumber daya mineral.
Dalam pernyataannya setelah pelantikan, Bahlil menekankan komitmennya untuk mendorong inovasi dan keberlanjutan dalam sektor ESDM, yang menjadi salah satu pilar utama dalam agenda pembangunan pemerintah.
Sementara itu, Partai Golkar sedang bersiap menghadapi Munas yang akan digelar besok. Airlangga Hartarto, Ketua Umum yang sebelumnya memimpin partai tersebut, resmi mengundurkan diri dari posisinya. Pengunduran diri Airlangga membuka peluang bagi calon-calon baru untuk memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut.
Bahlil Lahadalia adalah salah satu kandidat terkuat yang disebut-sebut akan menggantikan posisi Airlangga. Menurut informasi yang beredar, Bahlil telah mendapatkan dukungan dari sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar di seluruh Indonesia.
Idrus Marham, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilihan Umum Partai Golkar, mengungkapkan bahwa dukungan terhadap Bahlil sudah mulai terlihat dari sekitar 34 DPD Golkar di berbagai wilayah. Menurut Idrus, dukungan ini menunjukkan bahwa Bahlil memiliki peluang besar untuk terpilih sebagai Ketua Umum Golkar.
“Dukungan dari 34 DPD Golkar sudah terlihat. Kami hanya menunggu dukungan dari provinsi lainnya, yang hanya masalah teknis saja,” kata Idrus saat di IM Center, Jakarta Pusat.
Meskipun dukungan terhadap Bahlil Lahadalia terlihat kuat, terdapat juga spekulasi mengenai peran Presiden Joko Widodo dalam proses pemilihan Ketua Umum Golkar.
Jokowi disebut-sebut memberikan restu kepada Bahlil untuk maju sebagai kandidat, namun Istana berulang kali membantah adanya campur tangan Presiden dalam urusan internal partai.
Istana menegaskan bahwa keputusan mengenai Ketua Umum Golkar sepenuhnya merupakan hak partai tersebut dan tidak melibatkan intervensi dari pihak luar.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: