NOBARTV NEWS Pesona laut Wakatobi tidak hanya menarik perhatian para penyelam domestik, tetapi juga mancanegara. Meskipun namanya belum sepopuler Raja Ampat, Wakatobi berhasil menarik perhatian pecinta bawah laut karena keberadaan segitiga karangnya yang mendunia.
Uniknya, perairan salah satu Taman Nasional terindah di Indonesia ini tercatat pernah menjadi lokasi pengibaran bendera bawah laut saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-78, hlo!
Penasaran seperti apa keindahan laut Wakatobi yang menarik perhatian penyelam dari berbagai penjuru dunia? Simak selengkapnya pada uraian berikut.
Sekilas tentang Wakatobi
Wakatobi merupakan kawasan utama dari Taman Nasional Wakatobi yang diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 7661/Kpts-II/2002. Seiring berkembangnya waktu, TN Wakatobi ditetapkan pemerintah menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional pada 2016.
Taman Nasional Wakatobi berada di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Total luas wilayah Wakatobi kurang lebih 19.200 kilometer persegi, yang terdiri dari 97 persen wilayah perairan. Maka tak mengherankan jika sektor kelautan, termasuk perikanan dan pariwisata bahari, menjadi andalan di wilayah ini.
Kepulauan Wakatobi terdiri atas empat pulau utama, antara lain Pulau Binongko, Tomia, Kaledupa, dan Wangi-wangi, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Pulau Wangi-wangi merupakan gerbang utama menuju Taman Nasional Wakatobi. Di pulau ini pula seluruh proses administrasi Kabupaten Wakatobi dijalankan.
Pulau Kaledupa memiliki destinasi wisata yang cukup populer, antara lain Danau Sombano, Goa Alam Derawa, dan Gola Alam Sangka’anukiye.
Pulau Tomia terkenal akan destinasi wisata pantainya yang memukau. Banyak pantai yang bisa kamu nikmati keindahannya, seperti Pantai Onemoba’a, Lakota, Huntete, Hondue, dan Soha.
Sementara Pulau Binongko merupakan yang paling populer akan keindahan bawah lautnya. Pulau ini disebut juga sebagai “Pulau Karang” karena di sinilah tersebar spot penyelaman paling banyak dibanding pulau lainnya.
Kepulauan Wakatobi memiliki ratusan destinasi wisata, baik alam maupun budaya. Tercatat setidaknya ada sekitar 646 tempat wisata yang terdiri dari 195 wisata alam dan 542 wisata budaya.
Habitat bagi 750 dari 850 Spesies Koral di Dunia
Perairan Wakatobi merupakan wilayah segitiga terumbu karang yang menjadikannya memiliki keanekaragaman terumbu karang tertinggi di dunia, termasuk kekayaan hayati laut lainnya.
Luas kawasan terumbu karang di perairan Taman Nasional Wakatobi mencapai 118 ribu hektare, yang membuatnya memiliki spesies ikan dan terumbu dunia terbanyak di dunia.
Laut Wakatobi menjadi habitat tumbuhnya 750 dari 850 spesies koral dunia yang tumbuh di dalamnya. Artinya, Taman Nasional Wakatobi memiliki 90 persen spesies karang yang tersebar di perairan seluruh dunia. Wakatobi juga menjadi habitat yang nyaman bagi sederet jenis penyu, seperti penyu sisik, tempayan, dan lekang.
Memiliki Ratusan Spot Diving
Kepulauan Wakatobi dikelilingi pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 kilometer. Pesona laut Wakatobi yang dihuni 750 spesies terumbu karang tentunya menjadi hal yang tidak biasa.
Keberadaan 25 gugusan terumbu karang dan kedalaman laut yang bervariasi, mulai dari datar, melandai ke laut, hingga area bertubir curam, membuat laut Wakatobi menjadi tempat penyelaman yang ideal. Tercatat bagian terdalam perairan Taman Nasional Wakatobi mencapai 1.044 meter.
Jika diving terlalu berat, kamu bisa melakukan aktivitas seru lainnya, seperti berenang, memancing, atau snorkeling.
Ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO
Taman Nasional Wakatobi telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan cagar biosfer dunia di Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.
Keputusan tersebut disepakati pada 2012 di Paris pada ajang pertemuan Penasihat Internasional Committee untuk Biosphere Reserve Program MAB UNESCO ke-18.
Tak hanya itu. Pesona laut Wakatobi turut menghantarkan Taman Nasional ini menyabet penghargaan ASEAN Heritage Parks ke-40 pada tahun 2017, bersama dengan Taman Nasional Kepulauan Seribu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: