NOBARTV NEWS Sukru Saracoglu Stadium menjadi saksi pertempuran sengit antara Fenerbahce dan Lille pada Rabu, 14 Agustus 2024. Dengan kegagalan di leg pertama kualifikasi Liga Champions 2024/2025 yang menyisakan defisit 1-2, Fenerbahce menghadapi laga hidup-mati.
Namun, meski menampilkan permainan yang agresif, mereka harus mengakui keunggulan Lille yang berhasil memaksakan hasil imbang 1-1 pada leg kedua, dan dengan demikian, tersingkir dari kompetisi Eropa dengan agregat 2-3.
Sejak kick-off, Fenerbahce berusaha keras untuk membalikkan keadaan setelah kekalahan tipis di leg pertama. Dengan dukungan penuh dari ribuan pendukung setia mereka, skuad asuhan Jose Mourinho tampil menekan. Namun, Lille, yang memiliki keunggulan agregat, tidak tinggal diam.
Mereka bermain dengan cermat, memanfaatkan penguasaan bola dan pengaturan operan yang lebih baik untuk menghadapi agresi Fenerbahce.
Statistik babak pertama mencerminkan ketatnya permainan. Fenerbahce melancarkan 7 tembakan, dibandingkan dengan 6 tembakan dari Lille, meskipun Lille memiliki keunggulan dalam tembakan tepat sasaran dengan 4 dibandingkan 3 dari Fenerbahce.
Penguasaan bola juga menjadi dominasi Lille dengan 57% berbanding 43% milik Fenerbahce. Meskipun demikian, babak pertama berakhir tanpa gol, dengan skor 0-0 tetap bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Fenerbahce berusaha lebih keras untuk memecah kebuntuan. Mourinho melakukan beberapa perubahan strategis, mencoba berbagai taktik untuk mencetak gol yang sangat dibutuhkan.
Namun, Lille tetap teguh dalam pertahanan mereka, menolak setiap upaya yang dilakukan oleh Fenerbahce.
Pada menit ke-90+1, harapan Fenerbahce akhirnya terwujud. Gol bunuh diri oleh Bafode Diakite, bek Lille, membawa Fenerbahce unggul 1-0 dalam laga tersebut.
Dengan agregat menjadi 2-2, Fenerbahce tampak memiliki peluang untuk melaju ke babak berikutnya. Namun, meskipun mendapatkan momentum dengan gol tersebut, situasi tetap tidak mudah bagi Fenerbahce.
Memasuki babak extra time, tempo pertandingan menurun secara signifikan. Kedua tim tampak kelelahan setelah 90 menit permainan intensif. Meskipun Fenerbahce memiliki keunggulan jumlah pemain setelah Aissa Mandi dari Lille menerima kartu merah langsung pada menit ke-109, mereka tidak dapat memanfaatkan situasi tersebut secara efektif.
Lille, meskipun bermain dengan sepuluh orang, tetap menjaga ketenangan mereka dan bertahan dengan solid. Fenerbahce, yang terus mencari peluang, tidak mampu memecahkan pertahanan Lille yang semakin solid. Permainan berlanjut dengan tempo lambat, tanpa ada peluang berarti bagi kedua tim selama 15 menit pertama extra time.
Pada menit-menit akhir pertandingan, keputusan krusial datang. Fenerbahce terpaksa menghadapi penalti setelah pelanggaran di area terlarang pada menit ke-119. Jonathan David dari Lille menjadi eksekutor penalti, dan dengan tenang, ia berhasil menuntaskan tugasnya dengan sempurna. Gol penalti David membuat skor menjadi 1-1 dan mengunci agregat menjadi 2-3 untuk keunggulan Lille.
Dengan hasil imbang 1-1 pada leg kedua, Lille berhasil mempertahankan keunggulan agregat mereka dan melaju ke babak berikutnya. Meskipun Fenerbahce berusaha keras dan menampilkan permainan yang mengesankan di hadapan pendukung mereka, kegagalan untuk memanfaatkan kesempatan dan penyelesaian akhir yang kurang tajam menjadi faktor penyebab tersingkirnya mereka dari Liga Champions musim ini.
Dalam hal statistik, Fenerbahce memiliki keunggulan dalam jumlah tembakan dengan 15 berbanding 17 dari Lille. Namun, akurasi tembakan mereka kurang memuaskan dengan hanya 7 tembakan tepat sasaran dari total 15 tembakan. Sebaliknya, Lille hanya berhasil mencatat 4 tembakan tepat sasaran dari 17 usaha mereka.
Penguasaan bola menjadi salah satu aspek dominasi Lille dengan 57%, sementara Fenerbahce hanya menguasai 43% bola. Lille juga unggul dalam jumlah operan yang dilakukan dengan 596 operan berbanding 436 milik Fenerbahce, serta memiliki akurasi operan yang lebih baik dengan 84% dibandingkan 75% milik Fenerbahce.
Dalam hal pelanggaran, kedua tim sama-sama melakukan 16 pelanggaran. Namun, kartu kuning Lille sedikit lebih banyak dengan 4 berbanding 3 dari Fenerbahce, dan Lille juga harus menghadapi kartu merah yang dikeluarkan kepada Aissa Mandi.
Fenerbahce mencatat lebih banyak tendangan sudut dengan 9 berbanding 2 milik Lille, namun tetap gagal memanfaatkan peluang tersebut. Selain itu, Lille tidak perlu menghadapi offside, sementara Fenerbahce hanya mencatat 2 offside.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: