NOBARTV NEWS Cicilan KPR tinggi kini jadi sorotan, sebab hal ini tidak sebanding dengan penghasilan masyarakat. Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) sendiri menyoroti adanya penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di kota Malang, Jawa Timur.
Dari hasil pemantauan monitoring dan evaluasi (monev) yang diinisiasi oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) adalah bahwa salah satu hal yang menjadi perhatian yakni cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata penghasilan di Malang.
Menurut Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, bahwa harapan warga terhadap program ini akan mencerminkan kebutuhan mendesak akan rumah subsidi agar lebih terjangkau dan berkualitas.
“Selain itu, diperlukan juga bantuan edukasi inklusi keuangan dengan tujuan agar para pekerja mandiri maupun yang berasal dari sektor informal bisa mengakses KPR FLPP dengan lebih baik,” tutur Heru dalam siaran pers (7/8/2024).
Berdasarkan pengelaman dari salah satu pengembang, untuk para pekerja mandiri maupun yang berasal dari sektor informal tentu diperlukan edukasi inklusi keuangan. Tujuannya adalah agar para pekerja ini memiliki rekam jejak di perbankan (bankable).
“Dengan begitu, maka pihak perbankan pun bisa mendapatkan dokumentasi atau catatan keuangan dalam rangka melakukan penilaian kapasitas pembayaran untuk meningkatkan jumlah penerima manfaat KPR FLPP dari sektor tersebut,” tambah Heru Pudyo Nugroho.
Tinjauan Tim Monitoring dan Evaluasi
Adapun dalam kunjungan lapangan, tim monitoring dan evaluasi (monev) meninjau beberapa lokasi perumahan, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Perumahan Griya Tama Pakis
Perumahan ini telah memasuki usia lima tahun. Kondisi dari perumahan ini sendiri menunjukkan bahwa ada banyak sekali rumah yang sudah direnovasi dan plakat rumahnya diganti. Hal ini dilakukan karena perumahan tersebut sudah memasuki tahap pemeliharaan untuk jangka panjang.
2. Perumahan Bakalan Regency 1
Perumahan Bakalan Regency 1 milik PT Bumi Mas Group ini berstatus keterhunian 100 persen. Jadi, seluruh unit yang ada di perumahan ini sudah dihuni oleh warganya. Hal ini menandakan bahwa ada pencapaian dalam aspek pemanfaatan dan kepadatan hunian.
3. Perumahan Indirisma Regency 2 Tahap 2
Perumahan Indirisma Regency 2 Tahap 2 ini juga memiliki status keterhunian sebesar 100 persen. Jadi, seluruh unit di perumahan ini juga sudah dihuni oleh warganya.
Perumahan ini terletak di lokasi yang strategis, yakni dekat dengan wisata alam. Hal ini membuat perumahan Indirisma Regency 2 Tahap 2 ini memiliki nilai tambah bagi para penghuninya dengan akses yang dipenuhi keindahan alam sekitar.
4. Perumahan Panorama Garden
Perumahan Panorama Garden berada dibawah naungan Asosiasi APERSI yang letaknya dekat dengan beberapa lokasi layanan publik, sehingga memberikan kemudahan akses bagi para penghuninya.
Solusi Cicilan KPR yang Meroket Akibat Suku Bunga Naik
Perlu Anda ketahui, bahwa beberapa waktu lalu Bank Indonesia memang menaikkan suku bunga sebagai acuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah, serta memastikan inflasi.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan bagi nasabah KPR atas potensi meningkatnya cicilan KPR karena kenaikan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Lantas, bagaimana solusinya?
Solusi dari cicilan KPR yang meroket akibat suku bunga naik adalah dengan KPR Take Over. Hal ini merupakan solusi khusus yang diberikan di saat cicilan sudah menyentuh bunga floating. Jadi, bisa di-refinance lagi agar kembali ke bunga fixed untuk 3 hingga 5 tahun kedepan.
Jika dihitung, cara ini bahkan bisa lebih menghemat. Untuk mencari tahu mengenai perhitungan tersebut, Anda bisa menggunakan KPR simulator. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan platform online untuk mengulik informasi terkait dengan program bank dan KPR take over tanpa perlu menghubungi pihak bank satu per satu.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa KPR Take Over ini akan melalui proses perpindahan bank. Dimana pemilik rumah akan menjadi nasabah baru, sehingga akan mendapatkan penawaran program yang lebih menarik untuk menyiasati beban cicilan yang semakin tinggi.
Prosedurnya sendiri hampir mirip dengan prosedur ketika Anda akan mengajukan KPR rumah. Jadi, dokumen yang dibutuhkan nantinya adalah dokumen yang sudah di submit disaat mengajukan KPR di awal.
Selanjutnya, pihak bank akan melihat Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) atauu BI Checking untuk melihat kemampuan finansial nasabah. Langkah tersebut juga digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab nasabah dalam memenuhi kewajibannya.
Selain itu, nasabah juga tetap bisa melakukan refinancing di bank yang sama. Akan tetapi, biasanya hal ini akan membutuhkan pelunasan sebagian besar. Tujuannya adalah agar cicilannya menjadi lebih kecil. Opsi ini sangat cocok digunakan ketika Anda sedang memiliki uang lebih yang bisa disisihkan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: