NOBARTV NEWS Bendung Manganti dan jaringan irigasi Manganti yang mengairi lahan sawah di Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah selesai direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
“Pembangunan bendungan yang masif di Indonesia tentunya harus diimbangi dengan pengembangan daerah irigasi premium yang bisa mendapatkan suplai air dari bendungan. Selain itu, perlu juga adanya rehabilitasi daerah irigasi eksisting untuk menunjang sektor pertanian,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Kementerian PUPR juga mengatakan bahwa Daerah Irigasi Manganti dengan luas areal layanan 26.153 hektar terdiri dari 3 jaringan irigasi, yakni Sidareja dan Cihaur dengan luas 21.518 hektar yang mengairi kabupaten Cilacap di Jawa Tengah , dan Lakbok Selatan (intake kanan) dengan luas 4.616 hektar yang mengairi kabupaten Ciamis dan Pangandaran di Jawa Barat.
Sumber air irigasi daerah Irigasi Manganti berasal dair Sungai Citanduy yang dibendung di Manganti yang berlokasi di Kecamatan Kedungrejo, Jawa Tengah dan Kecamatan Lakbok, Jawa Barat.
“Rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi ini akan meningkatkan kondisi saluran air di Daerah Irigasi Manganti, dan sarana sistem digitalisasinya juga lebih teratur. Dengan begitu, maka irigasi tersier untuk lahan pertanian pun akan lebih optimal dan menambah kualitas dari hasil panen.
Ini merupakan aset milik kita yang harus kita jaga penggunaannya bersama,” kata Direktur Irigasi dan Rawa, Ismail Widadi dalam kunjungannya ke Jaringan Irigasi Manganti, Jumat (26/7/2024).
Kepala Balai BBWS Citanduy, Elroy Koyari mengatakan bahwa pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi di Daerah Irigasi Manganti ini mulai dilakukan pada tahun 2021 hingga 2024 dengan biaya Rp319,23 miliar.
Untuk lingkup pekerjaan yang direhabilitasi sendiri meliputi 77 km saluran primer dan 150 km saluran sekunder dengan luas layanan sebesar 21.035 Ha.
“Rehabilitasi ini dilakukan untuk mengoptimalkan layanan irigasi seluas 26.153 Ha. Jadi, memang sangat diharapkan bahwa upaya ini bisa meningkatkan indeks pertanaman (IP) di wilayah layanan Daerah Irigasi (D.I) Manganti, dari yang semula hanya 169% menjadi 220%,” ujar Elroy Koyari.
Selain itu, BBWS Citanduy juga menerapkan digitalisasi pengelolaan sistem irigasi untuk pengoperasian pintu irigasi. Hal ini dilakukan dalam rangka pengalokasian air dari petak yang paling hulu, hingga ke petak yang paling hilir.
Untuk konsep yang digunakan sendiri adalah pembagian air yang adil dan merata, sehinga bisa dimonitoring dan dievaluasi secara real-time.
“Sistem ini sendiri meliputi alat yang digunakan untuk mengontrol operasional pada setiap pintu yang ada di jaringan irigasi Manganti, termasuk dengan Bendung Manganti itu sendiri.
Selain itu, terdapat juga basis data yang berisikan tentang semua data dan informasi mengenai Daerah Irigasi (D.I) Manganti, serta fitur real time monitoring yang digunakan untuk melacak kondisi di daerah irigasi tersebut secara real time.
Contohnya adalah alokasi air yang ada pada jaringan irigasi, informasi visual mengenai pintu air, serta kondisi dari ketinggian air itu sendiri,” tutur Elroy Koyari.
Mengenal Apa Itu Daerah Irigasi (D.I)
Daerah Irigasi (D.I) sendiri merupakan area tanah yang dilengkapi dengan sistem pengairan. Dimana fungsi dari daerah irigasi ini sendiri sendiri adalah untuk mengatur pasokan air yang masuk ke tanaman.
Sistem ini mencakup saluran, bendungan, serta alat distribusi lainnya guna untuk memastikan bahwa tanaman bisa mendapatkan cukup air, bahkan di musim kemarau sekalipun.
Selain itu, Daerah Irigasi (D.I) juga sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas pertanian, serta mendukung ketahanan pangan untuk wilayah sekitarnya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: