NOBARTV NEWS Habib Rizieq Shihab sepertinya masih menjadi tokoh berpengaruh pada kontestasi Pemilihan Gubernur (pilgub) Jakarta. Mungkin itulah pikiran yang ada di benak sejumlah petinggi Gerindra sehingga mereka menyempatkan diri bertemu dan bersilaturahmi dengan eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu.
Adalah Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, dan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman, yang menemui penceramah Habib Rizieq Shihab (HRS) di kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (3/8) malam kemarin.
Pertemuan itu diketahui publik usai Sufmi Dasco mengunggah 2 foto bersama HRS di instagram pribadi miliknya. Dasco mengatakan pertemuan tersebut sebagai pertemuan silaturahmi kebangsaan dan bukan membahas soal perpolitikan.
Lantas benarkah demikian? Benarkah pertemuan tersebut hanya silaturahmi biasa? Kalau iya, kenapa baru dilakukan sekarang menjelang Pilkada Jakarta? Ataukah Gerindra punya misi khusus mendekati HRS jelang Pilkada Jakarta November mendatang?
Refly Harun Komentari Pertemuan Petinggi Gerindra dengan HRS
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, melalui kanal YouTube nya mengomentari hal tersebut. Ia tidak percaya jika pertemuan tersebut tidak ada motif politiknya. Bisa jadi memang tidak dibicarakan tapi ada agenda politik khusus yang sedang diusahakan.
“Tidak ada pertemuan yang orang politik lakukan, yang kemudian tiba-tiba ngomongin kemaslahatan umat. Itu namanya bulshit, omong kosong ya,” tutur Refly tertawa.
Refly menduga besar kemungkinan Partai Gerindra punya agenda khusus yang berkaitan dengan Pilkada Jakarta sehingga sampai meluangkan waktu menemui HRS di kediamannya langsung.
“Kepentingan Gerindra di depan mata itu membentuk KIM (Koalisi Indonesia Maju) plus. Kalau kepentingan membentuk kabinet itu nggak ada,” lanjut Refly.
Mengapa HRS menjadi faktor penting untuk Pilkada Jakarta? Karena yang berpotensi bisa menggerakan massa dengan jumlah yang besar hanyalah HRS. Sedangkan HRS dan pengikutnya dikenal punya hubungan yang sangat harmonis dengan Anies Baswedan, cagub Jakarta yang berpotensi akan dihadapi oleh KIM nantinya.
Menurut Refly KIM ingin menjegal Anies agar tak bisa maju di Pilkada Jakarta. Berbagai strategi dilakukan mulai dari menggembosi dukungan parpol terhadap Anies juga dengan membangun komunikasi yang baik dengan HRS.
“Yang punya potensi untuk menggerakkan massa di Jakarta adalah HRS. Seandainya Anies dijegal (jadi Cagub Jakarta) dan lain sebagainya, makanya (HRS) perlu dijinakkan dulu,” ujar Refly menyampaikan analisisnya.
“Jadi kepentingannya tidak lain adalah (pendaftaran) PIlkada Jakarta 27 Agustus. Sekarang pertanyaannya siapa akan memanfaatkan siapa?” ujar Refly dalam kanal YouTubenya.
HRS Juga Punya Kepentingan
Pertemuan Gerindra dan HRS sejatinya adalah pertemuan dua pihak pemilik kepentingan yang berbeda. Gerindra sudah jelas kepentingannya, yaitu bagaimana cara mereka memenangkan paslon yang akan diusung oleh KIM Plus nantinya. Apabila HRS dapat dirangkul untuk setidaknya tidak melawan kepada KIM Plus maka Gerindra dan kawan-kawan akan sangat diuntungkan.
Beda halnya dengan HRS yang juga punya kepentingan terkait dengan peristiwa KM 50 agar bisa diusut tuntas. Tentu jika Prabowo berani dan bersedia mengusut tuntas tragedi KM 50 yang menewaskan sejumlah simpatisan HRS maka akan tumbuh kepercayaan dalam diri HRS kepada Prabowo Subianto dan pemerintahannya nanti.
Pilkada Jakarta sendiri akan berlangsung pada 27 November 2024 sedangkan Prabowo bakalan dilantik pada Oktober 2024. Artinya Prabowo punya cukup waktu untuk memperlihatkan keberpihakannya terhadap peristiwa KM 50.
HRS sendiri sebenarnya punya hubungan yang cukup baik dengan Prabowo. Pada 2019 lalu HRS menjadi salah satu tokoh yang memberikan endorsement besar-besaran kepada Prabowo Subianto saat ia maju sebagai capres di tahun tersebut. Bukan mustahil jika Prabowo ingin menguatkan kembali hubungan baik yang dulu pernah ia jalin bersama HRS.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: