Politik & Hukum

Dedi Mulyadi Full Senyum, Ridwan Kamil Siap-siap Kerja Keras



NOBARTV NEWS Nasib berbeda sepertinya akan dialami oleh Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil. Setelah sebelumnya bersaing sengit dalam bursa calon Gubernur (cagub) Jawa Barat kini keduanya harus menempuh jalan berbeda. Dedi Mulyadi tetap akan bertarung di Jawa Barat sedangkan Kang Emil – sapaan akrab Ridwan Kamil – harus berangkat ke Jakarta untuk bertarung memperebutkan kursi Jakarta 1.

Kepastian tersebut didapatkan usai Partai Golkar secara resmi menyatakan akan mendukung Dedi Mulyadi sebagai cagub Jawa Barat. Padahal Partai Golkar juga punya kader yang elektabilitas dan potensi menang di Jawa Barat lebih besar dibanding Dedi Mulyadi. Namun, entah apa yang terjadi Partai Golkar pada akhirnya lebih memilih untuk mendukung kader Gerindra dan mengorbankan kadernya sendiri untuk bertarung di panggung yang lebih sulit.

Dukungan untuk Dedi Mulyadi itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar, Lodewijk F Paulus di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.

“Pak Dedi di sana (Pilgub Jawa Barat), berarti RK otw jadi benar. Mungkin baliho dipasang lagi kali ya, gimana, setuju nggak?” tanya Lodewijk di hadapan awak media.

Keputusan ini membuat keduanya akan menghadapi pertarungan yang cukup berbeda. Dedi Mulyadi diprediksi akan menang dengan mudah sedangkan Ridwan Kamil perlu kerja lebih keras lagi.

Tanpa RK Dedi Mulyadi Perkasa

Berbagai lembaga survei menempatkan nama Ridwan Kamil sebagai cagub Jawa Barat paling potensial meraih kemenangan. Bahkan elektabilitas Kang Emil disinyalir mencapai angka 50 persen lebih. Sedangkan Dedi Mulyadi menguntit di posisi kedua dengan selisih yang lumayan jauh.

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia melalui Direktur Eksekutifnya, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan Dedi tak pernah menyalip elektabilitas Ridwan Kamil di berbagai simulasi cagub Jabar. Namun, saat nama RK itu dihapus dari simulasi, Dedi Mulyadi menjadi tak tertandingi.

“Sama siapa pun, Kang Dedi unggul, sepanjang Ridwan Kamil tidak maju,” jelas Burhanuddin Muhtadi kepada awak media.

Berikut ada sejumlah hasil simulasi Pilgub Jawa Barat ketika nama Ridwan Kamil dihilangkan. Data ini diolah dan dikutip dari cnnindonesia.com.

Dalam simulasi dua nama, elektabilitas Dedi pun bisa mencapai 79,6 persen. Politikus PAN, Bima Arya berada di urutan kedua dengan raihan elektabilitas sebesar 9,4 persen.

Sedangkan dalam simulasi tiga nama, Dedi Mulyadi selalu unggul dengan elektabilitas 67,5 persen hingga 74,4 persen. Jika tiga nama tokoh yang paling mengancam Dedi Mulyadi adalah sosok Dede Yusuf. Itu pun elektabilitasnya hanya 17,8 persen.

Survei ini berlangsung pada 20-27 Juni 2024 dengan total 1.214 responden yang tersebar di sejumlah wilayah di Jawa Barat. Peserta survei dipilih menggunakan metode double care sampling dan diwawancarai. Tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen dengan Margin of Error suvrei 2,8 persen.

Data ini menunjukkan Dedi Mulyadi bisa full senyum dengan posisi dan kondisi yang berpihak padanya saat ini.

Ridwan Kamil Kerja Keras

Lain Dedi Mulyadi lain pula Ridwan Kamil. Mantan Gubernur Jawa Barat tersebut diprediksi harus bekerja ekstra keras jika ingin memenangkan pertarungan kursi Gubernur Jakarta.

Pasalnya di Jakarta saat ini Anies terlampau kuat. Elektabilitasnya tinggi serta sudah memiliki jaringan pemilih yang kuat. Artinya sulit bagi pemilih Anies untuk berpaling ke calon lain. 

Versi Litbang Kompas saat ini Elektabilitas Anies berkisar 29,8 persen, Ahok 20 persen, lalu barulah Ridwan Kamil menyusul dengan 8,5 persen.

Jika ingin serius bertarung mau tidak mau Kang Emil memang harus bekerja ekstra keras untuk mengejar ketertinggalannya di sisa waktu yang ada. 

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Dedi Mulyadi Full Senyum, Ridwan Kamil Siap-siap Kerja Keras yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.