NOBARTV NEWS Pengamalan Indra gaet pemain keturunan, Kehadiran pemain keturunan di skuad Timnas Indonesia semakin bertambah dari waktu ke waktu. Namun ada kisah unik yang terjadi pada dua tahun lalu.
Tak bisa dipungkiri, saat ini, sudah banyak pemain keturunan yang berharap mendapat panggilan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Akan tetapi, dari sekian banyaknya itu, tak semuanya bisa dikabulkan oleh PSSI.
PSSI dalam beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan prosedur utama bagi setiap pemain yang berhak mengikuti proses naturalisasi. Hal utama adalah ia harus mendapatkan rekomendasi dari sang pelatih Shin Tae-yong.
Jadi, mau bagaimana pun seorang pemain keturunan bersikukuh untuk dinaturalisasi, PSSI tidak serta merta untuk mengabulkannya. Karena dalam hal ini, ia harus punya rekomendasi dari STY.
Hingga saat ini, beberapa pemain keturunan yang dinaturalisasi atas persetujuan STY sudah lebih dari 10 orang. Sebut saja seperti Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Jordi Amat, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Jay Idzes, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Nathan Tjoe-A-On, Calvin Verdonk, Jens Raven, dan yang paling baru adalah Maarten Paes. Tanpa STY, nama-nama tersebut tidak mungkin dinaturalisasi oleh PSSI.
Di luar dari nama tersebut, masih banyak pemain keturunan yang masih berharap mendapat perhatian dari Indonesia. Namun adapula yang sampai saat ini, beberapa di antaranya yang juga masih belum memutuskan untuk menjadi bagian dari skuad Garuda. Sebut saja seperti Kevin Diks, Emil Audero, hingga Mees Higers.
Menariknya adalah, proses naturalisasi ini tidak semudah yang dibayangkan. Pada awalnya, tim kepelatihan kesulitan untuk sekedar mengajak pemain keturunan tersebut bertemu. Hal itu terjadi pada tahun 2022 lalu. Saat itu, untuk sekadar bertemu saja, Indra Sjafri dan Shin Tae-yong yang kala itu diutus ke Belanda mengalami kesulitan untuk sekadar mengajak para pemain keturunan mengobrol.
“Waktu itu saya datang ke Belanda, waktu 2022. Makanya saya juga heran dibilang saya anti pemain keturunan,” cerita Indra Sjafri.
“Yang pertama kali mencari pemain keturunan ke Belanda, saya dengan staf coach Shin Tae-yong, itu susahnya minta ampun, untuk ketemu pemain itu susahnya minta ampun,” tambah pelatih Timnas Indonesia U-19 itu.
Kondisi berubah 100 derajat ketika Indra kembali ke Belanda di tahun 2024. Dengan membawa nama Erick Thohir, saat itu – banyak pemain keturunan yang berharap mendapat panggilan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Selain itu, faktor prestasi skuad Garuda juga membuat mereka berbondong-bondong menjadi bagian dari Timnas Indonesia.
“Pada Mei 2024 waktu saya ke Belanda selama sepuluh hari, datang semua pemain keturunan. Apa yang mereka lihat? Sosok Ketua PSSI, Erick Thohir,” ungkap Indra Sjafri lagi.
“Lalu juga pencapaian Timnas Indonesia menjadi pertimbangan mereka. Kami lebih diterima mereka. Dulu susah banget merekrut mereka. Sekarang, ada lagi pemain keturunan yang mau, tapi harus selektif juga,” tutupnya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: