Politik & Hukum

Beda Respon Prabowo dan Gibran Soal PKS Ingin Gabung Pemerintah



NOBARTV NEWS Gibran Rakabuming Raka angkat bicara pasca Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta untuk diajak gabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Permintaan itu disampaikan langsung oleh Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, saat peringatan hari lahir (harlah) PKB ke-26 di Jakarta Convention Center (JCC) beberapa waktu lalu.

Syaikhu menanggapi ajakan Partai Gerindra yang meminta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergabung dengan pemerintah Prabowo-Gibran. Sebelumnya Partai NasDem juga sudah diberikan tawaran serupa. Hanya PKS yang belum sehingga membuat Syaikhu berkelakar ingin juga diajak oleh Gerindra.

“Saya kira untuk Pak Dasco khususnya dan Gerindra, ajaklah PKS. Jangan hanya mengajak NasDem dan PKB, sementara PKS ditinggalkan sendirian,” ujar Syaikhu yang disambut gemuruh tepuk tangan peserta yang hadir.

Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra, yang hadir saat itu dikabarkan sudah menyampaikan keinginan PKS tersebut kepada Prabowo Subianto. Pun juga dengan Gibran Rakabuming Raka yang telah mendapatkan tersebut dari berbagai pemberitaan media.

Lantas seperti apa tanggapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih tersebut? Apakah mereka setuju jika PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran? Berapa kursi menteri yang disediakan untuk PKS jika bergabung?

Tanggapan Prabowo

Dilansir dari beritasatu.com, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo Subianto belum menindaklanjuti terkait dengan kemungkinan bergabungnya partai di luar koalisi dalam pemerintahannya nanti. Akan ada waktunya hal tersebut ditanggapi dengan serius.

“Saya sudah sampaikan kepada Pak Prabowo bahwa PKS di harlah PKB minta diajak. Sambutannya Pak Prabowo senyum-senyum saja,” ungkap Dasco kepada awak media saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Tidak ada yang mengetahui maksud senyuman Prabowo tersebut. Namun, jika menilik masa lalu sebenarnya Prabowo dan PKS punya hubungan yang cukup baik. Praktis hanya di pemilihan presiden (pilpres) 2024 keduanya berbeda jalan.

Pada pilpres 2014, ketika Prabowo maju mencalonkan diri sebagai capres berpasangan dengan Hatta Rajasa, PKS menjadi salah satu partai pengusungnya. Ketika itu PKS tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) yang beranggotakan Partai Gerindra, PAN, PPP, PBB, Partai Golkar, dan PKS sendiri.

Pada pilpres 2019 Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai capres. Kala itu Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno. Mereka diusung oleh Koalisi Adil Makmur yang beranggotakan Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Demokrat, dan Partai Berkarya. Lagi-lagi PKS ikut ambil bagian dalam mendukung Prabowo.

Tanggapan Gibran

Lalu bagaimana dengan tanggapan Gibran? Putra sulung Presiden Jokowi itu mengatakan bahwa komunikasi dengan PKS selama ini berjalan baik, dan keputusan mengenai hal tersebut akan ditentukan oleh Prabowo Subianto, selaku presiden terpilih.

“Komunikasi dengan PKS jalan terus. Kami terus menjalin komunikasi dengan baik. Keputusan ada di tangan Pak presiden terpilih (Prabowo),” ujar Gibran saat ditemui awak media.

“Intinya, pilpres sudah selesai, ketum-ketum semua saling bersilaturahmi, dan saya kira itu bagus. Kita tunggu keputusan dari presiden terpilih,” imbuh mantan Wali Kota Solo tersebut.

Prabowo-Gibran memang harus merangkul partai lain di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM). Ini perlu dilakukan untuk mengamankan dukungan parlemen ketika pemerintahan Prabowo-Gibran nanti berjalan. 

Jika dikalkulasi parpol pendukung Prabowo-Gibran baru menguasai 48 persen kursi parlemen. Itu artinya mereka harus menarik satu atau dua parpol lagi untuk menjadi mayoritas di parlemen.

PKS menjadi salah satu opsi yang cukup rasional untuk diajak bergabung dalam kabinet Prabowo-Gibran nantinya.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Beda Respon Prabowo dan Gibran Soal PKS Ingin Gabung Pemerintah yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.