NOBARTV NEWS Satu kata yang tepat untuk menggambarkan situasi Airin Rachmi Diany di kontestasi Pemilihan Gubernur (pilgub) Banten saat ini adalah ironis. Sampai detik ini Airin baru didukung oleh partainya sendiri, Partai Golkar. Sedangkan partai-partai lain ramai-ramai mendukung Andra Soni-Dimyati.
Andra Soni adalah Ketua DPD Partai Gerindra Banten. Ia maju mencalonkan diri sebagai cagub dengan menggandeng politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dimyati Natakusumah, sebagai pendamping. Pasangan ini sudah didukung oleh 8 partai politik, di antaranya Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat.
Praktis 2 partai besar yang belum menentukan pilihan untuk Pilkada Banten adalah Partai Golkar dan PDIP. Akan tetapi, kedua partai ini sama-sama ingin mengajukan kadernya. Golkar dengan Airin nya sedangkan PDIP bisa memajukan Rano Karno ataupun Ade Sumardi.
Padahal dalam hasil survei simulasi Calon Gubernur (cagub) Banten yang dilakukan Litbang Kompas per Juni 2024, Airin menempati urutan teratas pemilik elektabilitas tertinggi.
Elektabilitas Airin menyentuh angka 38,3 persen. Jauh meninggalkan Wahidin Halim dengan 18,1 persen dan Rano Karno yang memiliki elektabilitas sebesar 16,5 persen.
Nama Andra Soni-Dimyati malah belum muncul signifikan dalam hasil rilis survei untuk Pilkada Banten. Akan tetapi, elektabilitas bukan satu-satunya faktor penentu maju tidaknya seorang politis bertarung. Lebih dari itu, rekomendasi dari partai wajib dikantongi dan diamankan.
Airin Menangkan Prabowo di Banten
Kondisi ini menjadi ironis karena pada Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 lalu Airin Rachmi Diany ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Provinsi Banten. Ia menjadi nahkoda kemenangan Prabowo-Gibran di provinsi paling barat di Pulau Jawa ini.
Dari total 7,21 juta suara sah pada pilpres 2024 di Banten, Prabowo-Gibran berhasil mendulang 4,04 juta suara. Itu setara dengan 56 persen dari total keseluruhan suara.
Airin jelas memiliki andil di balik kemenangan tersebut. Maka rasa-rasanya sangat logis jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) giliran mendukung Airin pada Pilgub Banten 2024 kali ini.
Namun, yang terjadi saat ini benar-benar membuat Airin belum bisa bernafas lega. Golkar tak bisa mengajukan calonnya sendiri. Tinggal PDIP yang tersisa dan jadi satu-satunya harapan.
KIM sendiri menganggap hal ini biasa. KIM sudah bersepakat bahwa meskipun di daerah mereka bisa berbeda pilihan namun soliditas mengawal pemerintahan Prabowo-Gibran tidak akan terpengaruh.
Golkar dikabarkan tolak Andra Soni
Lantas apa penyebab berubahnya peta politik di Banten? Bagaimana bisa calon dengan elektabilitas tertinggi hampir tidak bisa mencalonkan diri? Mengapa Partai Golkar dan Airin ramai-ramai ditinggalkan KIM?
Satu-satunya yang abadi dalam politik adalah kepentingan. Tak terkecuali pada level pemilihan kepala daerah (pilkada).
Kabarnya Partai Gerindra sempat mengajukan Andra Soni kepada Partai Golkar untuk menjadi cawagub Airin. Akan tetapi, tawaran tersebut ditolak oleh Partai Golkar.
Penolakan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum (waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman pada awal Juli kemarin.
“Ya, saya pikir kita sudah mendapatkan info bahwa tidak berkenan kan, Pak Andra Soni jadi wagub di sana, begitu. Pihak sana (Golkar) enggak berkenan,” tutur Habiburokhman seperti dikutip dari kompas.com.
Gerindra pun menerima keputusan Partai Golkar tersebut dan menolak untuk memaksakan kehendak mereka. Dari situlah muncul pasangan Andra Soni-Dimyati Natakumusah.
Seandainya Partai Golkar ketika itu menerima tawaran Gerindra bisa jadi saat ini Airin sudah dapat mengamankan tiket untuk bertarung di Pilgub Banten 2024.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: