Politik & Hukum

Pilgub Jatim: PDIP dan PKB Siapkan Lawan Kuat Untuk Khofifah, Ada Menteri Hingga Kiai



NOBARTV NEWS Pilgub Jatim hingga saat ini masih menempatkan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebagai pasangan calon yang akan maju berkontestasi. Hingga saat ini keduanya sudah didukung oleh gabungan 8 partai.

Ke-8 partai tersebut di antaranya Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kekuatan yang ada sudah jauh lebih dari cukup untuk mendaftar sebagai pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Timur. Akan tetapi, Khofifah dikabarkan ingin terus menambah kekuatan.

Komunikasi dengan partai-partai yang belum menentukan pilihan masih terus terjadi. Khofifah dikabarkan masih berambisi untuk bisa mengamankan sebanyak-banyaknya dukungan.

PDIP siapkan perlawanan

Dilansir dari suara.com, Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Said Abdullah, mengatakan bahwa PDIP akan memberikan perlawanan sengit untuk petahana, Khofifah Indar Parawansa. Ia dan sejumlah partai masih melakukan konsolidasi untuk menentukan bakal calon, strategi, dan langkah-langkah taktis lainnya untuk melawan Khofifah.

PDIP sendiri punya sejumlah nama kader potensial yang bisa diajukan sebagai cagub Jakarta. Mulai dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas, hingga, anggota DPR RI Budi Sulistiyono (Kanang). Namun, tak dapat dipungkiri nama pertama (Risma) menjadi yang terdepan karena cuma dia yang sejauh ini bisa membuntuti elektabilitas Khofifah.

Survei terbaru Litbang Kompas pada bulan Juni lalu menunjukkan elektabilitas Risma berada di angka 13,6 persen. Ia persis berada di bawah Khofifah yang memiliki elektabilitas sebesar 26,8 persen. 

Selain PDIP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga telah menyatakan diri siap memberikan perlawanan untuk Khofifah. Bagi PKB angka 26,8 persen untuk petahana itu sangat berpotensi bisa dikalahkan.

PDIP dan PKB pun sedang intens menjalin komunikasi. Partai Nasdem juga disinyalir akan bisa diajak bergabung ke koalisi ini. Nama yang paling sering dibicarakan saat ini adalah duet Risma dan Kyai Marzuki Musta’mar.

Kyai Marzuki adalah Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Ia diberhentikan dari posisi tersebut lantaran dianggap ikut berpolitik praktis dengan mendukung salah satu pasangan calon pada pilpres 2024 sebelumnya.

“Dengan PKB lancar, kami dengan Gus Imin – sapaan akrab Cak Imin – welcome sekali. Tinggal formulasinya. Apakah Risma orang pertama, atau Kyai Marzuki yang pertama, termasuk nanti ada NasDem,” jelas Said lebih lanjut kepada awak media.

Bergabungnya PDIP dan PKB di Jawa Timur tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasalnya kedua partai ini adalah penguasa Jawa Timur. Pada pemilihan legislatif (pileg) 2024 kemarin, PKB keluar sebagai juara dan berhak atas kursi Ketua DPRD Jawa Timur nantinya. 

Sedangkan PDIP berada di urutan kedua setelah pada pileg 2019 sebelumnya mereka lah yang jadi pemenang di Jawa Timur. Kombinasi partai terbesar pertama dan kedua di Jawa Timur itu, ditambah dengan Partai NasDem diyakini akan memberikan perlawanan sengit untuk Khofifah.

Komposisi partai politik pendukung Khofifah di DPRD Jawa Timur saat ini adalah 62 kursi, dengan rincian Partai Golkar (15 kursi), Gerindra (21 kursi), Demokrat (11 kursi), PAN (5 kursi), PKS (5 kursi), PPP (4 kursi), dan PSI (1 kursi)

Sedangkan jika PDIP (21 kursi), PKB (27 kursi), dan NasDem (10 kursi) bersatu maka total kekuatan yang dapat dikumpulkan adalah 58 kursi DPRD Jawa Timur. 

Akankah duet Risma-Kiai Marzuki atau Kiai Marzuki-Risma akan benar-benar terwujud?

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Pilgub Jatim: PDIP dan PKB Siapkan Lawan Kuat Untuk Khofifah, Ada Menteri Hingga Kiai yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.