NOBARTV NEWS Petinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) baru saja melempar wacana yang menghebohkan publik. Kali ini berkaitan dengan politik praktis yang menyangkut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurut PBNU partai yang baru saja merayakan hari lahir (harlah) ke-26 nya itu telah melenceng dari sejarah pendiriannya.
Oleh sebab itu, PBNU berinisiatif untuk membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke pemilik aslinya, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu disampaikan langsung Sekretaris Jenderal (Sekjend) PBNU, Saifullah Yusuf.
“Langkah ini setelah melihat pernyataan elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” ujar Saifullah Yusuf.
“Pansus itu bakal disebut sebagai Tim Lima yang bekerja untuk meluruskan sejarah PKB,” lanjutnya sebagaimana yang dikutip dari kompas.com.
Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, pemilik sah partai politik yang kini sedang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar itu adalah NU. Ia mengingatkan kembali bahwa tanpa NU PKB tidak akan pernah ada dan PKB memang dihajatkan sebagai kendaraan politik NU.
PKB didirikan oleh struktur PBNU dari tingkat cabang dan ranting pengurus NU. Tanpa itu semua PKB tidak akan bisa terbentuk dan besar seperti sekarang ini.
Sayangnya, menurut Gus Ipul, saat ini petinggi PKB banyak yang mulai melupakan sejarah tersebut. Bahkan tidak sedikit pernyataan-pernyataan petinggi PKB yang bertentangan dengan PBNU.
PBNU tidak menginginkan hal ini semakin menjadi-jadi. Oleh sebab itu, jika diperlukan pembentukan Tim Lima atau pansus PKB ini akan segera ditindaklanjuti oleh PBNU.
Gus Ipul menuturkan ia akan mengundang sejumlah tokoh dan aktivis NU untuk dimintai pendapat terkait hal ini. Ia juga menambahkan pansus akan benar-benar terbentuk apabila mendapat restu dari Ketua Umum (Ketum) PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam K.H. Miftachul Ahyar.
Panas dingin PBNU-PKB
Sebenarnya panas dingin hubungan PBNU dan PKB mulai terasa ketika Ketua Umum PBNU dipegang oleh K.H. Yahya Cholil Staquf menggantikan Prof. K.H. Said Aqil Siradj. Sejak saat itulah PKB, dalam hal ini Muhaimin Iskandar, sudah tidak sedekat dan seintim dulu lagi dengan PBNU.
Gus Yusuf juga mengatakan salah satu hal yang membuat PBNU terpikirkan membuat pansus adalah pernyataan-pernyataan petinggi PKB yang kontroversial. Salah satunya adalah ketika Muhaimin Iskandar membuat statement publik bahwa PBNU tidak perlu didengarkan.
Menurut Gus Yusuf PKB harus mendengarkan masukan dari PBNU. Terbukti pada pilpres 2024 kemarin PKB kalah karena tidak mau mendengarkan masukan PBNU.
Dalam acara harlah PKB ke-26 kemarin juga Gus Yaqut, Menteri Agama RI, yang juga kader PKB tidak hadir. Gus Yaqut merupakan adik kandung dari Ketua Umum PBNU saat ini, Gus Yahya.
Disinggung mengenai ketidakhadiran kadernya tersebut sejumlah petinggi PKB justru menanggapinya dengan diksi “tidak penting,”
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang Ketua DPP PKB, Luluk Nur Hamidah. “Apa kehadiran atau tak hadirnya beliau sangat penting buat PKB ya? Saya rasa kok enggak, ya,” kata Luluk sebagaimana dikutip dari tempo.co.
Menurut Luluk Gus Yaqut sudah lama tidak aktif lagi di PKB. Lagi pula ketidakhadiran Gus Yaqut di harlah PKB ke-26 bukanlah yang pertama. Sebelumnya pada harlah ke-25 di Solo pada 23 Juli 2023 yang lalu Gus Yaqut juga tidak menampakkan batang hidungnya di arena Harlah.
Cak Imin Kritik pelaksanaan haji
Jika merujuk pada peristiwa politik beberapa pekan ke belakang Cak Imin memang membuat berang sejumlah petinggi PBNU lantaran manuvernya di DPR RI yang mengkritisi pelaksanaan ibadah haji yang menjadi tanggung jawab Gus Yaqut.
Bisa jadi wacana PBNU membentuk tim pansus ini merupakan serangan balik kepada Cak Imin.
Menarik untuk menantikan akan seperti apa episode lanjutan dari perseteruan antara Cak Imin, Ketum PKB dan pengurus PBNU.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: