NOBARTV NEWS Menjamurnya mal di luar Jakarta saat ini memang semakin masif. Hal ini terjadi karena meningkatnya populasi pada sebuah hunian. Dijelaskan bahwa kebanyakan pasokan yang akan masuk di (ritel) Jakarta adalah mixed use development dan merupakan supporting retail.
Sementara di Debotabek masih ada beberapa yang merupakan one stop shopping center yang berlokasi di township development yang keberadaannya sudah lama ada dan sangat meningkat populasinya. Hal ini dituturkan oleh Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo.
Selain itu, Arief Rahardjo juga mengungkapkan bahwa mal-mal baru yang ada di sekitaran Jakarta, seperti halnya Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi biasanya muncul karena jumlah populasi di kawasan tersebut meningkat.
Tidak hanya faktor populasi, aksesibilitas yang mudah juga menjadi salah satu kunci menjamurnya mal baru di kawasan Bodetabek. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih memilih rumah yang dekat dengan akses transportasi umum.
Dengan begitu, maka permintaan akan ritel di daerah dekat transportasi umum juga akan meningkat. Adanya perkembangan toll road, LRT, KRL, dan kereta cepat sangat membantu untuk memperluas proyek-proyek baru dari arah kawasan perumahan.
Jelas hal ini akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan populasi pada kawasan perumahan tersebut. Pada akhirnya, hal ini juga akan berdampak pada peningkatan traffic yang memungkinkan adanya pengembangan mal pada lokasi tersebut.
Tren Mal di Masa Mendatang
Saat ini, ada banyak sekali mal yang melakukan renovasi serta memperbarui penampilannya. Jadi, di masa mendatang diperkirakan akan ada perubahan pada bentuk mal yang ada. Mulai dari one stop mall atau mal yang di dalamnya serba ada. Sebab, hal ini akan menjadi supporting retail maupun mal berukuran lebih kecil.
Terlebih dengan mal-mal yang ada di dekat mixed use development yang bertujuan untuk menunjang kebutuhan hidup orang yang tinggal di kawasan tersebut. Jadi, dengan meningkatnya minat dari mixed use development ini akan menjadi integrasi antara hunian, komersial, serta ruang rekreasi yang semakin berkembang.
Adanya perkembangan pada proyek mixed use yang sangat diminati saat ini mencerminkan adanya perubahan perilaku preferensi dari profil konsumen saat ini juga.
Managing Director Cushman and Wakefield Indonesia, Lini Djafar juga mengatakan bahwa pengalihan tenant dari departemen store atau pusat perbelanjaan yang biasanya menempati area lebih dari 10.000 m2, kini lebih banyak ditempati tenat kecil dengan area maksimal 2.000 m2.
Jadi, trend yang terjadi saat ini lebih ke mono brand atau small major tenant dengan size maximum adalah di 2.000 m2. Hal inilah yang kemudian menjadi kunci menarik di dalam pusat perbelanjaan.
Tren pusat perbelanjaan yang lebih kecil atau lebih specialized ini berfokus pada community atau aktivitas bersama. Fenomena inilah yang akan menjadi tren semakin menjamurnya mal di Jabodetabek dan daerah lain.
Baik dari size pusat perbelanjaannya yang menjadi lebih kecil, maupun dari konsep yang lebih specialized. Jadi, perkembangan mal yang ada akan lebih fokus pada aktivitas tertentu yang berdasar pada hasil evaluasi potensi pasar di lokasi yang akan dikembangkan.
Diperkirakan bahwa tingkat okupansi hingga akhir pertengahan tahun 2024 ini bisa mencapai 73% dengan penyerapan bersih yang akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya pasokan baru yang diantisipasi akan masuk pada beberapa kuartal mendatang.
Selain itu, akan ada tambahan pasokan ruang ritel di Jakarta sebanyak 98.600 m2 setelah pertengahan 2024. Sementara pada tahun 2025 mendatang akan ada 2 proyek lagi yang akan masuk, yakni berjumlah sekitar 21.000 m2.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
LINK LIVE STREAMING BOLA HARI INI
~ Link Live Brentford vs Ipswich Town
~ Link Live Brighton vs Wolverhampton
~ Link Live Manc City vs Southampton
~ Link Live Everton vs Fulham
~ Link Live Chelsea vs Newcastle
~ Link Live Crystal Palace vs Tottenham
~ Link Live West Ham vs Manchester United
~ Link Live Arsenal vs Liverpool