Politik & Hukum

Makan Siang Gratis Ternyata Pernah Ada Pada Zaman Soeharto, Apa Bedanya dengan Sekarang?



NOBARTV NEWS Makan siang gratis menjadi salah satu program unggulan Prabowo-Gibran pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 lalu. Kini mereka resmi menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih usai mendulang lebih dari 58 persen suara. Artinya sebentar lagi pasangan ini harus mulai menunaikan janji-janji politik mereka, termasuk makan siang gratis.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu konsep makan siang gratis mengalami sejumlah perubahan. Termasuk nama programnya yang tadinya makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis. Perubahan ini berdasarkan masukan dari berbagai pihak kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih.

Pernah ada di era Soeharto

Dikutip dari tirto.id, ternyata program makan siang gratis sebelumnya sudah pernah dilakukan pada era orde baru. Tepatnya ketika Soeharto mengangkat putrinya, Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut sebagai Menteri Sosial.

Mbak Tutut sendiri menjadi Menteri Sosial (Mensos) hanya selama 2 bulan. Ia dilantik pada 14 Maret 1998 dan kemudian ikut mundur seiring lengsernya sang ayah pada 21 Mei 1998.

Kelengseran Soeharto tidak bisa dilepaskan dari krisis moneter yang terjadi di tahun itu. Dan ternyata, makan siang gratis yang sempat digagas Mbak Tutut pun muncul sebagai respon pemerintah terhadap krisis moneter yang terjadi.

Dilansir dari laporan APEC UI yang berjudul “Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF, dan Saran” (1999) ditemukan fakta bahwa jumlah pengangguran sebelum krisis moneter terjadi sebesar 3 hingga 4 juta jiwa. Akan tetapi, ketika krisis moneter itu terjadi pengangguran disinyalir meningkat hingga 13,8 juta orang. Itu artinya terdapat sekitar 9,8 juta pengangguran baru yang tercipta.

Tentu angka itu menimbulkan gejolak sosial, politik, dan ekonomi yang serius. Salah satu respon pemerintah ketika itu adalah dengan pemberian kupon makan siang gratis bagi mereka yang terdampak krisis moneter.

Makan Gratis pakai kupon

Program makan siang gratis yang digagas Mbak Tutut pada era Soeharto tersebut merupakan program jangka pendek. Yang menjadi sasaran dari program ini adalah mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan warung sederhana yang perlu bantuan.

Mekanisme pelaksanaan program ini adalah dengan membagikan kupon kepada mereka yang dirasa layak mendapatkannya. Dikabarkan program ini hanya diuji coba di Jakarta.

Setidaknya terdapat 15 ribu kupon yang dibagikan di seluruh Jakarta dengan rincian 3.000 kupon di Jakarta Utara, 2.000 kupon di Jakarta Pusat, Jakarta Barat mendapatkan 4.000 kupon, Jakarta Timur 4.000 kupon, dan Jakarta Selatan mendapat 2.000 kupon. Kupon yang dibagikan berlaku selama 7 hari dengan kuota 7 kali makan siang. 

Rp 1.500 per porsi

Menurut catatan yang ada program ini melibatkan 300 warung sehat yang telah ditunjuk pemerintah. Besaran biaya per porsi untuk program makan siang gratis ini adalah Rp 1.500. Jika dibandingkan dengan inflasi yang terjadi maka angka itu setara dengan Rp 7.300 di tahun 24 ini.

Kisruh pelaksanaan

Diberitakan pelaksanaan program ini menuai banyak masalah. Salah satunya adalah kesalahpahaman antara pemilik warung dengan warga.

Pemilik warung merasa rugi karena banyak warga yang tetap meminta makan gratis meskipun tidak memiliki kupon. Akhirnya program ini pun ikut runtuh seiring runtuhnya era orde baru.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Makan Siang Gratis Ternyata Pernah Ada Pada Zaman Soeharto, Apa Bedanya dengan Sekarang? yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Muhammad Izzuddin

Seorang penikmat nasi balap yang suka mengamati dan membicarakan politik dalam negeri. Kadang-kadang menganalisa, memprediksi, dan mencari hal menarik dari setiap peristiwa politik yang terjadi.