NOBARTV NEWS Deretan sanksi yang diterima Zainul Maarif, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) yang menemui Presiden Israel beberapa waktu lalu terungkap, PBNU berikan instrukti penegaran larangan untuk berhubungan dengan organisasi yang berafiliasi dengan Israel.
Bersama empat tokoh lainnya, Zainul Maarif mengatasnamakan NU saat menemui Isaac Herzog ditengah penyerangan yang diberikan Israel kepada Palestina.
Tindakan dosen Unusia dan empat orang Nahdliyin lainnya mendapatkan kecaman keras dari berbagai pihak.
Oleh karenanya, beberapa sanksi diberikan kepada lima orang yang menemui Presiden Israel tersebut.
Sanksi Zainul Maarif
Pada 17 Juli 2024 lalu, Zainul dinyatakan terbukti melanggar etik oleh Mahkamah Etik Pegawai Unusia.
Setelah menerima putusan tersebut ia langsung mengundurkan diri dari statusnya sebagai dosen Unusia.
“Pernyataan mundur ini disampaikan secara tertulis oleh yang bersangkutan pada tanggal 19 Juli 2024,” jelas Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia Dwi Putri.
Dwi menyampaikan bahwa hasil dari siding Mahkamah Etik Unusia adalah aktivitas Zainul Maarif ke Israel merupakan undangan pribadi.
Undangan tersebut juga diklaim tidak terkait dengan Unusia tetapi Zainul Maarif mengenakan atribut Unusia tanpa meminta dan mendapat persetujuan pimpinan Unusia.
“Kedua, tindakan dan perbuatan yang bersangkutkan ke Israel tidak mewakili sikao unusia dan justru bertolak-belakang,” ucap Dwi.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia tersebut juga menyebutkan bahwa tindakan Zainul memberikan dampak negatif terhadap Unusia sebagai institusi pendidikan tempatnya mengajar.
Selanjutnya, tindakan Zainul dinilai tidak memiliki kepekaan dan sensibilitas terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
“Tindakan tersebut juga dapat dimaknai melegitimasi perbuatan rezim zionis terhadap warga Palestina yang bertentangan dengan sikap resmi Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang mendukung perjuangan warga Palestina.” Ucap Dwi.
Zainul juga diketahui telah diberhentikan sebagai keanggotaan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.
Samsul Ma’arif selak Ketua PWNU DKI Jakarta menjelaskan bahwa pemberhentian itu berdasarkan hasil rapar internal yang dilakukan oleg jajaran pengurus PWNU DKI Jakarta.
Selain Zainul, ada tiga orang yang juga diberhentikan, yakni Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh.
Ketiga orang tersebut disebut terlibat dengan organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahin untuk Perdamaian (RAHIM).
Samsul menyebutkan bahwa organisasi RAHIM memiliki keterkaitan dan menjalin komunikasi dengan Israel sehingga hal inilah yang membuat terlaksananya pertemuan dengan Presiden Israel.
Meskipun dikeluarkan dari keanggotan PWNU DKI Jakarta, keempat orang tersebut tetap akan menjadi bagian dari warga NU.
Tanggapan Zainul Maarif
Zainul telah meminta maaf atas tindakannya yang menemui Presiden Israel.
Ia menyebutkan bahwa peristiwa tersebut menjadi pelajaran bersar karena “tindakan dan niat baik ternyata memberi efek buruk”.
Matan dosen Unusia tersebut juga mengaku bahwa kunjungannya ke Israel merupakan bagian dari kegiatan dialog lintas iman sekaligus untuk penelitian lapangan, termasuk mengenai kehidupan muslim Israel.
Tanggapan PBNU
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga memberikan tanggapan mengenai tindakan Zainul dan empat orang NU lainnya.
PBNU telah meminta maaf atas kunjungan ke Israel yang dilakukan oleh lima orang NU.
Tindak lanjut untuk peristiwa tersebut, PBNU juga mengeluarkan surat instruksi penegasan terkait larangan hubungan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel.
Surat instruksi tersebut bernomor 2020/PB.03/A.1.03.08/99/07/2024 dan menjadi penguatan atas instruksi yang telah ada pada kepengurusan Said Aqil Siroj pada 2021.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: