Mengenal Tradisi Ruwatan dan Fenomena Bocah Berambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng



NOBARTV NEWS Tradisi ruwatan yang dilaksanakan oleh masyarakat Dieng memang sudah tidak asing lagi bagi para wisatawan.

Hal ini terjadi karena hampir setiap tahunnya tradisi ruwatan ini dilaksanakan bersamaan dengan festival budaya.

Acara tersebut dikenal sebagai Dieng Culture Festival yang memiliki serangkaian acara, termasuk prosesi ruwatan.

Secara umum, ruwatan sendiri adalah upacara adat yang dilakukan dengan tujuan untuk membuang nasib buruk, kemalangan, dan juga malapetaka.

Bagi masyarakat Dieng, rambut gimbal ini dipercaya bisa membawa hal-hal buruk, sehingga harus dibuang dengan acara tradisi ruwatan ini.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat dari Kelompok Sadar Wisata melihat tradisi ini sebagai salah satu potensi wisata yang cukup menarik.

Sehingga mereka membuat acara yang dikenal dengan Dieng Culture Festival dengan menggabungkan antara tradisi budaya dan keindahan wisata alamnya.

Sampai saat ini, Dieng Culture Festival masih menjadi acara yang paling dinantikan setiap tahunnya.

Sejarah Tradisi Ruwatan Rambut Gimbal

Jika berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, kamu tidak akan kesulitan menemukan bocah dengan rambut gimbal.

Karena fenomena unik tersebut ternyata selalu ada setiap tahunnya. Bahkan di setiap desa di Dieng selalu ada anak-anak yang berambut gimbal.

Baca Juga:  Anti Ribet! Begini Cara Klaim Asuransi Perjalanan dengan Mudah, Cuma 3 Langkah

Biasanya, anak-anak yang memiliki rambut gimbal berusia mulai dari beberapa bulan sampai dengan 8 tahun.

Bagi masyarakat Dieng, anak-anak yang memiliki rambut gimbal adalah titipan dari Kyai Kolo Dete. Mereka sering menyebutnya sebagai “cah gembel”.

Tapi berbeda dari anak berambut gimbal pada umumnya yang identik dengan malas mengurus diri atau jarang mandi, justru anak gimbal di Dieng sangat terawat.

Di masa pemerintahan Mataram Islam, Kyai Kolo Dete bertugas untuk mempersiapkan pemerintahan di kawasan Wonosobo dan sekitarnya.

Pada saat itu, Kyai Walid dan juga Kyai Karim bertuga di daerah Wonosobo, sedangkan Kyai Kolo Dete mendapatkan tugas di daerah Dieng.

Ketika bertugas di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Kolo Dete ditugaskan untuk membuat masyarakat Dieng sejahtera.

Salah satu tolok ukur kesejahteraan masyarakat sekitar Dieng ditandai dengan adanya anak-anak berambut gimbal.

Itulah yang kemudian menjadi salah satu alasan kemunculan anak-anak berambut gimbal di daerah Dieng.

Bahkan sampai saat ini, masyarakat Dieng masih percaya bahwa jumlah kemunculan anak gimbal ini sejalan dengan kesejahteraan masyarakat Dieng sendiri.

Baca Juga:  Anti Ribet! Begini Cara Klaim Asuransi Perjalanan dengan Mudah, Cuma 3 Langkah

Semakin banyak jumlah anak-anak berambut gimbal, maka semakin banyak pula kesejahteraan yang akan dirasakan.

Biasanya, anak-anak yang akan tumbuh rambut gimbal mengalami panas tinggi selama beberapa hari.

Seiring dengan perjalannya waktu, rambut gimbal tersebut akan terus tumbuh dan lebat. Sehingga perlu adanya pemotongan rambut gimbal untuk menghilangkannya.

Itulah yang kemudian menjadi alasan munculnya tradisi ruwatan untuk memotong rambut gimbal.

Prosesi ruwatan ini wajib dilaksanakan dengan aturan khusus dan atas dasar kemauan si anak yang memiliki rambut gimbal.

Sebelum dipotong, biasanya anak-anak tersebut akan diberi permintaan yang nantinya harus dituruti oleh orang tuanya.

Karena seperti keyakinan masyarakat Dieng, anak-anak yang dipotong rambutnya tanpa persetujuan dirinya, maka permintaannya tidak akan dikabulkan.

Jika kamu ingin menyaksikan proses ruwatan di Dieng, pastikan untuk mengikuti serangkaian acara Dieng Culture Festival.

Biasanya, acara tahunan masyarakat Dieng tersebut akan menampilkan beberapa pertunjukan seni budaya yang sangat menarik.

Salah satunya yaitu melaksanakan tradisi ruwatan sesuai dengan aturan yang berlaku. Tentunya acara ini akan sangat menarik, terlebih bagi kamu yang suka dengan adat istiadat dan budaya.

Itulah penjelasan mengenai apa itu tradisi ruwatan dan prosesi pemotongan rambut gimbal di Dataran Tinggi Dieng.

Demikian rangkuman info menarik dalam artikel berita berjudul Mengenal Tradisi Ruwatan dan Fenomena Bocah Berambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng yang telah tim penulis NOBARTV NEWS ( ) sarikan dari berbagai sumber terpercaya.

Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:

Laeli Nur Azizah

Seorang penulis lepas yang hobinya jalan-jalan, masak, dan ngopi.