NOBARTV NEWS Kabar gembira datang dari pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang menyatakan bahwa pendakian Gunung Semeru akan kembali di buka.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menurunkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada).
Mengiringi keputusan mengenai turunnya status Semeru per hari Senin (15/7/2024), TNBTS tengah mempersiapkan pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru dengan sistem booking online beserta tim server.
“Dengan penurunan status Gunung Semeru menjadi waspada, kami masih mempersiapkan segala sesuatunya untuk pembukaan pendakian Gunung Semeru,” ujar Decky, Kabid Wilayah 2 TNBTS, yang dikutip dari detikJatim pada Selasa (16/7/2024).
Pendakian hanya Dibatasi sampai Kawasan Ranu Kumbolo
Pendakian Gunung Semeru ditutup sejak Juli 2021 karena pandemi Covid-19. Penutupan berlanjut setelah aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.676 mdpl tersebut terpantau mengalami peningkatan pada akhir tahun 2021.
Rencana dibukanya kembali jalur pendakian Gunung Semeru tentu disambut riang gembira oleh para pendaki Indonesia. Pasalnya, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini merupakan salah satu gunung idaman para pendaki untuk menyalurkan hobi.
Namun sayangnya, pengelola membatasi jalur pendakian hanya sampai kawasan Ranu Kumbolo. Mengutip dari Surabaya Kompas, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, mengatakan bahwa pendaki dilarang mendaki ke puncak dan hanya diperbolehkan sampai Ranu Kumbolo.
“Tetap tidak boleh ke puncak, jadi maksimal hanya sampai Ranu Kumbolo,” ujar Yuli pada Selasa (16/7/2024).
PVMBG Menghimbau Masyarakat dan Wisatawan agar tetap Waspada
Meski status Gunung Semeru dinyatakan turun, PVMBG tetap menghimbau kepada masyarakat dan wisatawan tetap waspada dengan mengeluarkan rekomendasi sesuai potensi maupun ancaman bahaya terkini.
Berikut adalah sejumlah rekomendasi dari PVMBG yang ditujukan kepada masyarakat dan wisatawan Gunung Semeru yang dikutip dari laman detik.
- Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
- Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
- Masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
- Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi G. Semeru melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma esdm.go id, https://vsi.esdm.go.id/ dan http”//geologi.esdm.go.id.
- Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di daerah Gunung Sawur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli, menyatakan bahwa pihaknya masih belum mengetahui pasti kapan jalur pendakian akan dibuka.
“Kami juga masih berkoordinasi dan menunggu putusan resmi dari TNBTS,” ungkap Yuli, selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang.
PVMBG akan terus mengawasi aktivitas Gunung Semeru dan mengevaluasinya seara berkala jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Balai Besar TNBTS juga menegaskan bahwa jalur pendakian Gunung Semeru tidak akan dibuka sampai statusnya benar-benar aman.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: