NOBARTV NEWS Kabar menggembirakan mengenai akan dibuka kembali jalur pendakian Gunung Semeru disambut suka cita oleh para pendaki Indonesia. Bagaimana tidak? Sudah tiga tahun lamanya kawasan Semeru tidak menjamu para pendaki.
Para pendaki, baik yang sudah pernah maupun yang belum pernah meninggalkan jejaknya di kawasan Semeru, tentu menantikan kabar baik yang akan diumumkan secara resmi oleh pengelola Gunung Semeru mengenai kepastian waktu dibukanya kembali jalur pendakian.
Apa, sih, yang membuat para pendaki ingin selalu kembali mendaki Gunung Semeru? Berikut adalah rangkuman mengenai pesona Semeru yang membuat pendaki ingin terus kembali mengunjungi gunung ini.
Jalur Pendakian yang Menantang
Mendaki menuju ke Puncak Mahameru bukanlah perkara mudah. Pendaki harus melalui medan pendakian yang cukup terjal, berbatu, hingga trek licin. Bahkan di beberapa situasi, cuaca Gunung Semeru bisa menjadi sangat ekstrem.
Namun, tantangan ini rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Adrenalin mereka justru semakin terpacu untuk menaklukan trek berat tersebut. Semua kelelahan dan kerja keras mereka akan terbayar setelah berhasil mencapai puncak tertinggi Gunung Semeru.
Pesona Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo menjadi salah satu alasan para pendaki ingin kembali menginjakan kaki mereka di kawasan Gunung Semeru.
Ranu Kumbolo merupakan sebuah danau di kaki Semeru seluas kurang lebih 50,276.3 hektare, yang berada di ketinggian sekitar 2,400 mdpl.
Kawasan ini biasanya dijadikan tempat istirahat pada pendaki sebelum menuju ke puncak tertinggi, Mahameru. Kamu akan menemukan tenda-tenda pendaki yang tersebar di beberapa titik di kawasan Ranu Kumbolo.
Hamparan Edelweiss
Bunga Edelweiss atau bunga abadi tumbuh di sekitar kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pendaki akan menemukan hamparan bunga ini di ladang-ladang masyarakat Tengger pada ketinggian di atas 1,500 meter.
Hamparan bunga Edelweiss menjadi spot foto yang menarik di kawasan Gunung Semeru, selain Ranu Kumbolo. Pendaki juga akan menjumpai bunga abadi ini di Kalimati, yakni pos peristirahatan akhir sebelum ke Mahameru.
Pencapaian Puncak Tertinggi di Pulau Jawa
Menakluklan puncak tertinggi di Pulau Jawa bukanlah hal yang mudah. Apalagi, Gunung Semeru terkenal memiliki medan yang cukup terjal. Setidaknya pendaki harus menempuh waktu tiga hari dan dua malam untuk menikmati keindahan alam Semeru.
Namun, semua perjuangan itu rasanya berbuah manis kala kaki telah berpijak di puncak Mahameru, puncak tertinggi dari Gunung Semeru. Di Mahameru, para pendaki disuguhi pesona alam yang begitu memukau hingga membuat mereka merasa enggan untuk meninggalkan tempat itu.
Bila alam sedang berbaik hati, ia akan memperlihatkan keindahan pesonanya berupa bentangan langit biru serta lautan awan putih yang mengelilingi puncak tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Air Terjun Tumpak Sewu
Air terjun Tumpak Sewu ternyata menjadi daya pikat para pendaki maupun wisatawan untuk kembali mengunjungi kawasan Semeru. Ada banyak sumber mata air yang tersebar di beberapa titik kawasan ini.
Air Terjun berketinggian 120 meter ini memiliki julukan lain, loh, yakni Air Terjun Nirwana, karena air yang terjun dari atas terlihat meliuk cantik saat mengalir ke bawah. Selain itu, deburan air terjun yang menghantam dinding tebing sekitar menghasilkan melodi alami yang menyejukan.
Ketika dilihat dari kejauan, air terjun Tumpak Sewu ini memiliki bentuk setengah lingkaran dengan vegetasi rimbun yang mengelilinginya. Kombinasi warna hijau dari dedaunan, hitam dari tebing, dan air terjun yang bening, membuat kawasan ini memiliki spot foto terbaik dan sayang apabila tidak diabadikan.
Sebagai Tempat Refleksi Diri
Beberapa pendaki ada yang ingin memiliki pengalaman spiritual dan refleksi diri dengan mendaki Gunung Semeru. Ketenangan yang ditawarkan Semeru seakan membantu pendaki menemukan kedamaian batin. Sementara keindahan alamnya membuat pendaki terpukau hingga menemukan setitik kebahagiaan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: