NOBARTV NEWS Salah satu lembaga survei paling kredibel saat ini, Litbang Kompas, baru saja merilis hasil survei calon Gubernur Jakarta per Juni 2024. Beberapa nama populer masuk dalam rilis hasil survei tersebut, di antaranya calon petahana Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ahok, Kaesang Pangarep, Sri Mulyani, Heru Budi, hingga Erick Tohir.
Survei ini dilakukan pada rentang 15-20 Juni 2024 yang melibatkan 400 responden yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Survei ini menggunakan metode wawancara tatap muka dengan margin of error 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Lalu siapa yang mendapatkan angka tertinggi pada survei tersebut?
Anies Baswedan raih elektabilitas tertinggi
Nama Anies Rasyid Baswedan hingga periode Juni 2024 masih tak terkalahkan berada di garis terdepan perebutan kursi Jakarta 1. Litbang Kompas merilis elektabilitas Anies Baswedan ketika survei ini dilakukan berada pada angka 29,8 persen.
Di urutan kedua ada nama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. Eks Gubernur Jakarta yang juga kader PDI-P ini memiliki elektabilitas sebesar 20 persen. Disusul Ridwan Kamil pada urutan ketiga dengan raihan 8,5 persen.
Di posisi keempat ada nama menteri BUMN saat ini, Erick Tohir. Sayangnya elektabilitas Ketua PSSI itu masih cukup jauh untuk bersaing dengan top 3 kandidat lain. Erick Tohir baru memiliki elektabilitas sebesar 2,3 persen.
Di bawah Erick persis menguntit koleganya sesama menteri, Sri Mulyani. Menteri Keuangan aktif itu berhasil mendapatkan angka elektabilitas sebesar 1,3 persen.
Selanjutnya nama-nama lain seperti Heru Budi, Andika Perkasa, hingga ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, masing-masing memiliki elektabilitas sebesar 1 persen. Rilis Litbang Kompas juga menunjukkan bahwa sebesar 30 persen responden memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu.
Rilis survei Litbang Kompas ini menunjukkan bahwa yang mampu menandingi Anies Baswedan setidaknya hingga bulan Juni 2024 hanya ada 2 nama, yaitu Ahok dan Ridwan Kamil. Sayangnya tidak ada satu partai pun yang bisa mengajukan calon sendiri sehingga tarik ulur koalisis antar partai masih sangat cair dan membuka segala kemungkinan.
Yang pasti adalah duet Anies-Ahok tidak akan bisa terwujud lantaran peraturan KPU yang melarang calon yang pernah menjadi gubernur dicalonkan sebagai wakil gubernur. Itu artinya Anies dan Ahok sama-sama tidak bisa maju sebagai calon wakil gubernur (cawagub). Mereka harus maju sebagai calon gubernur (cagub) jika ingin ikut dalam kontestasi.
Hasil survei ini juga jadi evaluasi besar-besaran untuk nama-nama yang ingin bertarung pada Pilkada Jakarta mendatang. Ridwan Kamil, misalnya, butuh usaha lebih jika ingin menyaingi Anies Baswedan. Begitu juga dengan Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI, yang harus kerja ekstra keras jika ingin berbicara banyak pada Pilkada Jakarta mendatang.
Tidak hanya mengukur elektabilitas. Litbang Kompas juga mengukur potensi keterpilihan dan penolakan masing-masing calon jika mereka dicalonkan sebagai cagub Jakarta.
Hasilnya? Untuk Kaesang responden yang menyatakan pasti akan memilih Kaesang hanya sebesar 9,8 persen, responden yang mempertimbangkan untuk memilihnya sebesar 41,8 persen, dan yang menolak untuk memilih sebesar 33,8 persen. 14,8 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Sedangkan Anies Baswedan, jumlah responden yang pasti akan memilihnya sebesar 39 persen. Mempertimbangkan untuk memilih sebesar 36,3 persen. Menolak memilih Anies sebesar 17,3 persen. Sedangkan 7,5 persen menjawab tidak tahu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: