NOBARTV.CO.ID Liga 1 tidak gunakan championship series lagi, Kompetisi tertinggi di Indonesia Liga 1 akan kembali ke sistem awalnya. Sebelumnya (2023-2024), Liga 1 menggunakan sistem play off yang mempertemukan empat tim terbaik di babak reguler. Namun kini, demi alasan Timnas Indonesia, sistem tersebut tidak dipakai lagi.
Nasib sial dialami klub asal Kalimantan Borneo FC. Pada musim 2023-2024 kemarin, Borneo keluar sebagai juara di musim reguler setelah finis di peringkat pertama. Dalam 34 pertandingan yang digelar, Pesut Etam tak mampu dikejar oleh lawan-lawannya. Akhirnya, mereka finis di posisi tersebut (pertama) dengan jarak poin yang cukup jauh dibanding pesaingnya di posisi bawah.
Namun sayangnya, hasil itu tidak bisa membuat Borneo meneguhkan dirinya sebagai juara Liga 1 di musim tersebut. Pasalnya, Borneo dengan tiga tim di bawahnya harus melalui babak play off yang dikenal dengan nama lain championship series. Empat tim teratas yang finis di musim reguler dipertemukan lagi dalam babak semifinal dengan sistem dua leg – berikut dengan babak finalnya.
Dalam hal ini, Borneo yang bertemu dengan Madura United gagal melangkah ke babak final. Sedangkan Persib Bandung, justru – tim yang berstatus bukan finis di musim reguler inilah yang keluar sebagai juara. Hal ini didapatkan Persib tak lepas dari kemenangan atas Bali United (di semifinal) dan kembali mengalahkan Madura di laga final.
Selain dianggap merugikan, ternyata – sistem ini secara tak langsung berpengaruh terhadap Timnas Indonesia. Atas dasar itu, demi mengendapkan kepentingan tim nasional, maka mulai musim depan sistem ini tidak akan digunakan lagi. Penentuan juara Liga 1 akan ditentukan lewat sistem yang sebelumnya pernah digunakan.
“Championship series sudah enggak ada [mulai musim 2024/2025]. Jadi kompetisi full,” kata Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus.
“Sebenarnya bukan tidak baik [format championship series]. Ini banyak slot kebutuhan tim nasional yang harus dipenuhi, kaitannya tadi tuh [pemanggilan pemain],” lanjut Ferry terkait alasan penghapusan sistem tersebut.
“Ini kita memang memberi ruang kepada tim nasional untuk bisa memanfaatkan training center yang sifatnya dibutuhkan Badan Tim Nasional, pelatih khususnya,” paparnya lagi.
Lebih lanjut, kata Ferry lagi, alasan utama dari penghapusan championship series ini adalah dari segi waktu. Waktu yang dilalui untuk menggelar kompetisi ini tidak mencukupi sehingga harus diganti dengan sistem semula.
“Championship series sebetulnya animonya besar. Dari sisi produk sendiri mengkilat, tapi kebutuhan waktunya tidak mencukupi sehingga mau tidak mau kita harus kembali ke full kompetisi,” katanya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: