NOBARTV.CO.ID Drama adu penalti Indonesia vs Korsel terkuak, Baru-baru ini, salah satu pemain Timnas Indonesia U23 Ramadhan Sananta menghadiri sebuah podcast bersama Sport77 Official. Dalam podcast tersebut, Sananta mengungkapkan drama yang terjadi di laga kontra Korea Selatan pada Piala Asia U23 2024 kemarin.
Beberapa waktu lalu, Timnas Indonesia tampil di ajang Piala Asia U23 2024 di Qatar. Dalam even sepak bola tersebut, Garuda muda mampu membuat kejutan sebagai satu-satunya tim debutan.
Di kompetisi pertama yang diikutinya ini, Marselino Ferdinan dkk mampu mengakhiri posisinya sebagai salah satu semifinalis. Kejutan skuad Garuda menembus babak semifinal tak lepas dari rentetan hasil positif yang diterimanya. Meski kalah di laga pembuka atas Qatar 2-0, namun skuad Garuda justru tampil sempurna di tiga laga berikutnya.
Mereka menang 1-0 di matchday kedua serta kembali membantai Yordania 4-1 di laga pamungkas grup A. Hasil tersebut membuat skuad Garuda finis sebagai runner-up grup A dan berhadapan dengan Timnas Korea Selatan di babak perempatfinal.
Di laga perempatfinal itu, secara mengejutkan lagi, mereka mampu menumbangkan Korea Selatan lewat babak adu penalti. Lebih dari itu, pertandingan melawan Korea Selatan tersebut berjalan dengan penuh drama. Diawali dengan gol cepat 2-0 Indonesia, lalu ditambah dengan kartu merah yang didapatkan pemain lawan, hingga akhirnya kembalinya Korea Selatan dengan 2 gol balasan. Hasil ini membuat kedua tim terpaksa melanjutkan pertandingan hingga babak adu penalti. Di babak adu penalti tersebut, drama kedua tim benar-benar terjadi.
Pada mulanya, Korea Selatan dianggap menang setelah Justin Hubner gagal menuntaskan tugasnya usai jadi eksekutor terakhir Indonesia. Tapi ternyata, wasit meminta Hubner untuk mengulangi tendangan tersebut karena penjaga gawang bergerak lebih dulu sebelum bola ditendang Justin. Dan dalam tendangan ulang, pemain Cerezo Osaka tersebut berhasil mencetak gol. Hingga akhirnya, Indonesia pun dinyatakan menang dengan skor akhir 11-10.
Ternyata, di balik kemenangan tersebut, ada sebuah drama yang terjadi. Drama tersebut diceritakan oleh Ramadhan Sananta dalam sebuah podcast bersama Sport77. Katanya, dari seluruh pemain Timnas Indonesia yang saat itu masih aktif bermain (belum diganti), hanya Nathan Tjoe-A-On yang terang-terangan menolak untuk menjadi eksekutor.
“Saya benar-benar fokus ke bola. Itu kan sempat ketepis, tapi tetap masuk karena kencang. Alhamdulillah masuk. Kalau nggak masuk, haduh,” kata Sananta.
Selain itu, Sananta menceritakan sebuah momen di mana Shin Tae-yong meminta Kelly sebagai eksekutor yang menendang di awal-awal adu penalti. Tapi anehnya, Coach Yoo, asisten Shin Tae-yong justru meminta Kelly sebagai eksekutor.
“Sebelum Arkhan, Kelly yang disuruh. Jadi ada miskomunikasi. Jadi, Coach Shin suruh Kelly. Coach Yoo (Jae-hoon) suruh Arkhan. Mungkin, Coach Yoo lihat Kelly nggak siap, tapi, sebenarnya, Kelly siap. Kelly juga bingung,” ujarnya menambahkan.
Terkait Nathan yang tidak menjadi penendang di laga tersebut, Sananta menyebut sang pemain tidak siap dan tidak pernah baik ketika melakukan tendangan penalti.
“Ia memang jarang mau mengambil sepakan penalti. Setiap penalti, ia memang nggak mau ambil,” kata Sananta lagi
“Saya bertanya kenapa ia nggak pernah ambil penalti. Ia pun mengaku nggak pernah bagus kalau ambil penalti,” ucapnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: