NOBARTV NEWS – Punggawa Timnas Indonesia Marc Anthony Klok memberikan penilaiannya kepada suporter skuad Garuda. Apa katanya?
Suporter Timnas Indonesia – di dunia maya sangat berbeda dari apa yang kita lihat di sebuah pertandingan sepak bola. Suporter – atau sebut saja netizen sangat garang ketika memberikan penilaiannya atas penampilan pemain. Hal ini juga berlaku untuk suporter klub.
Ketika seorang pemain tampil buruk, mereka – para netizen tersebut akan menyerang dengan membabi buta. Tak jarang, pemain kadang memprivate akun media sosialnya demi menghindari comoohan yang ditimpakan kepadanya. Dan bila sebuah klub di Indonesia jarang mendapatkan kemenangan alias bermain tak sesuai harapan, jangan harap akun media sosialnya sepi tanpa komentar yang menyinggung dengan nada negatif.
Kebiasaan buruk ini juga sebanding apabila sebuah tim selalu meraih hasil baik. Netizen akan ramia-ramai memberikan apresiasi dengan hasil yang positif. Namun perlu diketahui, seperti yang disebutkan tadi, fanatisme akan membuat mereka garang apabila hasil jauh dari kata harapan.
Hal itu pun yang dirasakan oleh gelandang bertahan Timnas Indonesia Marc Anthony Klok. Pemain tengah Persib Bandung ini tahu betul bagaimana sifat dan karakter para suporter Indonesia. Secara blak-blakan, Klok menyebut mereka terlalu banyak memendam kebencian.
Bagi Klok, suporter kini tidak hanya bertindak kejam ketika pemain tampil buruk saja. Namun saat ini permasalahan yang dialaminya kian kompleks. Jadi, sekolompok suporter kini sudah mulai membeda-bedakan status seorang pemain – apakah ia lokal atau naturalisasi. Sejauh ini, masih banyak orang yang memendam perasaan kurang suka dengan kehadiran pemain naturalisasi.
“Saya masih ingat, ada sedikit cerita. Saya pemain naturalisasi, saya dari luar datang ke sini terus setelah itu main bola buat Indonesia,” cerita Klok.
“Waktu kita main buat negara kalau kita menang atau kita main bagus, saya mau main bagus semua, ‘oh kita butuh lebih pemain naturalisasi, kita tidak usah pakai lokal, itu yang bagus’,” tambah Klok.
“Terus kita kalah main jelek mereka bilang ‘oh kita harus pakai lebih banyak pemain lokal, tidak usah pemain naturalisasi’, terlalu banyak provokasi. Terlalu banyak kebencian, terlalu banyak diferensiasi,” ceritanya lagi.
“Pemain juga rasa begitu, waktu kita di TC selalu ada perbandingan. Kenapa pemain naturalisasi selalu bergabung bersama dan (di sisi lain) pemain lokal bergabung bersama lokal dari luar.”
“Tapi di dalam tim situasi sangat baik, semua mengobrol bersama dan berbicara bersama, semua rasa kita pemain dari Indonesia,” ucapnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: