NOBARTV NEWS – Timnas Indonesia mendapat tantangan dari salah satu pengamat sepakbola untuk melakukan laga persahabatan dengan berstatus sebagai tim tamu.
Dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang ini, Timnas Indonesia sudah memainkan berbagai laga internasional. Sebut saja seperti Laga Persahabatan alias FIFA Matchday, Piala AFF, Kualifikasi Piala Asia 2023, Kualifikasi Piala Dunia 2026, dan yang paling baru adalah Piala Asia 2023.
Dalam beberapa even sepak bola tersebut, Timnas Indonesia memainkan pertandingan mereka di berbagai tempat. Misalkan untuk Kualifikasi Piala Asia 2024, laga tersebut digelar di negara timur tengah Kuwait. Sementara untuk Kualifikasi Piala Asia 2026 tahun lalu, anak asuh Shin Tae-yong itu bermain tandang sebanyak dua kali masing-masing di markas Irak dan Filipina. Sedangkan untuk Piala Asia 2023, seluruh pertandingan skuad Garuda dalam ajang ini dimainkan di Qatar.
Untuk even-even tersebut, lokasi pertandingan biasanya sudah ditentukan sejak jauh-jauh hari. Seperti Piala Asia 2023 misalnya. Untuk even ini, AFC sudah menentukan Qatar selaku tuan rumah sebagai lokasi seluruh pertandingan yang dimainkan. Begitupun dengan Kualifikasi Piala Dunia 2026 tahun lalu itu. Kendati demikian, skuad Garuda Indonesia juga akan bertindak sebagai tuan rumah namun didasarkan karena penentuan tersebut. Seperti sistem round robin ketika Piala AFF 2022, atau laga Kualifikasi Piala Dunia yang mengharuskan setiap tim bermain kandang – tandang .Peraturan Timnas Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam hal ini sudah ditentukan sejak jauh-jauh hari.
Akan tetapi, khusus untuk Laga Persahabatan, Timnas Indonesia justru tidak pernah berstatus sebagai tim tamu. Padahal, pelaksanaan laga persahabatan atau yang biasa dikenal dengan nama FIFA Matchday ini memiliki kewenangan dari kedua peserta yang akan bertanding. Sebagai contoh, ketika Timnas Indonesia berencana untuk melawan Timnas Malaysia dalam ajang tersebut, skuad Garuda berhak untuk mengajukan diri untuk berstatus sebagai tim tamu. Namun pada kenyataannya tidak. Dalam beberapa tahun terakhir, skuad Garuda justru selalu menjadi tuan rumah.
Sebut saja seperti laga melawan Timnas Curacao, Burundi, Nepal, Argentina, Palestina, dan yang paling baru adalah ketika berhadapan dengan Timnas Turkmenistan. Sejatinya, dalam beberapa pertandingan yang disebut tadi, Timnas Indonesia bisa mengajukan diri untuk menjadi tim tamu. Atau jika tidak, pertandingan bisa dilaksanakan di tempat netral.
Pertandingan yang dilangsungkan di markas lawan atau tempat normal secara tidak langsung akan memupuk mental para pemain. Bermain tanpa kehadiran suporter yang biasanya mendukung sepanjang pertandingan akan membuat mental para pemain akan lebih terasah ketika mengikuti even-even besar.
Hal inilah yang menjadi perhatian dari salah satu pengamat sepakbola Indonesia bernama Coach Justin.
“Satu hal yang harus dilakukan PSSI, dan sampai sekarang belum ada, adalah friendly match away,” kata Justin.
“Selama ini, friendly match di home doang. Lawan tim antah-berantah, namanya saya nggak pernah dengar (juga di kandang),” ucapnya menambahkan.
“Namun, setelah itu kita perform. Nah, friendly match ini penting. Dan, ke depannya, saya harap, PSSI mengadakan friendly match away,” ucapnya.
“Kita butuh uji coba away biar kita tahu atmosfer away itu seperti apa, dengan penonton yang hostile, dengan di-boo-in, dengan apa. Biar mental kita lebih kuat.”
“Sekali lagi, proyeksi timnas ini bukan dua-tiga tahun. Ini benar-benar puluhan tahun ke depan. Yang dilakukan PSSI, yang dilakukan Pak Erick Thohir, menanam bibit, menanam fondasi yang kuat lewat Shin Tae-yong agar kita bisa berprestasi jangka panjang,” pungkas pria yang memiliki nama lengkap Justinus Lhaksana itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: