NOBARTV NEWS – Pemain naturalisasi Sandy Walsh tak segan-segan menyindir pola makan pesepakbola muda Indonesia yang dianggapnya tidak sehat.
Baru-baru ini, Sandy Walsh dkk bermain dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde pertama. Di ronde pertama tersebut, skuad Garuda berhadapan dengan Timnas Brunei Darussalam.
Dalam dua laga (dua leg) melawan tim asal Asia Tenggara tersebut, Timnas Indonesia berhasil menang dengan skor agregat 12-0. Enam gol dilesakkan ketika bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta. Serta enam gol lainnya di Stadion Sultan Hassanal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Kemenangan agregat 12-0 itu mengantarkan skuad Timnas Indonesia ke putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup F. Di sana (grup F), Marc Anthony Klok dkk sudah dinanti oleh tiga tim tangguh yaitu Timnas Irak, Timnas Vietnam, dan Timnas Filipina.
Sebelum berduel dengan dua dari tiga lawannya di grup F tersebut pada bulan depan, para pemain terlebih dahulu kembali ke klubnya masing-masing. Sehingga pada bulan Nopember mendatang, mereka akan kembali bergabung dengan skuad Garuda untuk memainkan putaran kedua tersebut. Begitupun dengan para pemain abroadnya.
Menariknya, sebelum kembali ke Belgia, salah satu pemain abroad yakni Sandy Walsh menyempatkan diri untuk hadir di sebuah podcast bernama Sport77. Ya, di Belgia, Sandy tercatat sebagai salah satu punggawa KV Mechelen. Saat ini, KV Mechelen berkompetisi di Jupiler Pro League atau divisi utama Liga Belgia.
Dalam podcast tersebut, Sandy bercerita banyak hal mengenai sepakbola Indonesia dan impiannya. Kata Sandy, Indonesia memiliki banyak talenta muda yang berbakat. Namun, bek sayap Timnas Indonesia itu juga menyoroti di balik bakat hebat itu, ada suatu hal yang harus diubah. Sebagai contoh, dari pola makan mereka.
Sandy mengaku sering menemukan pesepakbola Indonesia yang tidak menerapkan prinsip hidup sehat. Tatkala sedang makan bersama, Sandy melihat pemain berlabel Timnas Indonesia makan dengan porsi cokelat yang sangat banyak di piringnya. Padahal, cokelat jika dikonsumsi terlalu banyak, terlebih oleh seorang atlet profesional, maka hal itu tentu tidak menyehatkan. Bukan hanya tidak sehat, cokelat yang dikonsumsi berlebihan membuat performa mereka jadi tidak baik.
“Ketika sarapan atau makan bersama, saya mengintip piring mereka. Saya lihat ada beberapa pemain yang mengambil banyak sekali cokelat,” kata Sandy Walsh.
“Saya bilang, kalian harus berhenti. Itu tidak baik. Sesekali memang boleh, tapi tak boleh terlalu sering. Mereka pun menuruti dan saat ini sedang belajar,” ujarnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: