NOBARTV NEWS – Baru menjabat beberapa bulan, PSSI era Erick Thohir sudah dinanti hutang miliaran rupiah. Dari mana saja hutang tersebut berasal?
Seperti yang diketahui, kepemimpinan PSSI era Erick Thohir dimulai sejak Kongres Luar Biasa pada pertengahan bulan Pebruari lalu. Saat itu, Erick Thohir resmi menduduki tahta kepemimpinan PSSI periode 2023-2027. Di bawahnya, sebagai Wakil Ketua Umum terpilihlah dua nama yaitu Zainudin Amali dan Ratu Tisha. Amali bertindak sebagai Wakil Ketua Umum PSSI 1 dan Tisha ke-2.
Bersamaan tiga nama tersebut, 12 anggota ekskutif turut menemani. Sebagian dari anggota Exco tersebut ternyata merupakan pengurus sebelumnya. Mereka kembali terpilih untuk menduduki jabatannya tersebut. Adapun untuk posisi Sekretaris Jenderal, Yunus Nusi kembali menduduki kursi tersebut. Di era Mochamad Iriawan (Ketua Umum PSSI sebelumnya), Yunus Nusi juga memegang jabatan itu.
Sejauh ini, PSSI era Erick Thohir menunjukkan kinerja yang sangat positif. Dari sisi Liga maupun Tim Nasional, PSSI saat ini benar-benar bekerja sangat baik. Dari sisi Liga saja, PSSI bakal menerapkan VAR yang kabarnya akan dimulai pada pertengahan musim ini. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas Liga, PSSI telah melakukan kerjasama dengan JFA (Federasi Sepakbola Jepang) dan DFB (Federasi Sepakbola Jerman).
Sementara itu, untuk Timnas Indonesia, Erick akan mendatangkan pelatih Timnas putri dan Direktur Teknik dari luar negeri. Jabatan pelatih Timnas putri akan dipegang oleh pria asal Jepang sedangkan Direktur Teknik berasal dari Jerman.
Namun mirisnya, di tengah-tengah kinerja yang sedang digodok habis-habisan itu, PSSI mendapati masalah baru. PSSI baru-baru ini ditagih hutang dengan nominal yang tidak sedikit. Hutang tersebut ternyata diwariskan oleh PSSI era sebelumnya yang sampai berganti kepemimpinan ternyata belum dibayarkan. Alhasil, mau tak mau, PSSI era Erick Thohir haruslah membayar hutang-hutang tersebut.
Berdasarkan pengakuan dari salah satu anggota Exco PSSI Arya Sinulingga, hutang tersebut berasal dari berbagai sumber. Ada yang berasal dari wasit dan perangkat pertandingan yang belum dibayar hingga beberapa pemain naturalisasi yang pernah diminta datang ke Indonesia.
“Waduh, [utangnya] puluhan miliar. Kisaran tipis-tipis, hampir Rp100 miliar, di bawah sedikit. Ya sekitar segitulah,” kata Arya Sinulingga Kamis (06/07) kemarin.
“Pak Erick sudah arahkan supaya kita mulai membayar utang, tapi yang memang menyangkut hidup orang. Wasit yang belum dibayar dan perangkat pertandingan, tapi untuk vendor-vendor kami terpaksa menunggu audit. Ya dong, kita tidak tahu utangnya berapa, ini bener apa enggak,” ujarnya menambahkan.
“[Paling banyak] urusan perhotelan, dan ticketing saja kami ditagih. Ada pemain naturalisasi, datang ke sini diundang. Dibilang, kamu bayar dulu ya, datang dia ke sini dia bayar dulu, habis itu dia balik, enggak dibayar-bayar juga,” ucapnya memungkasi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Parah padahal pemasukan banyak