NOBARTV NEWS – Salah satu anggota Exco PSSI Arya Sinulingga meminta suporter untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap pelatih atau para pesepakbola dengan menyebut frasa ‘anti naturalisasi’ dan ‘lokal pride.’
Sebagaimana diketahui, sampai saat ini juga, masih ada protes-protes kecil terkait persepakbolaan tanah air. Protes mereka biasanya menjurus kepada dua hal. Pertama terkait pelatih asing dan kedua pemain naturalisasi.
Untuk pelatih asing, cibiran atau sindiran tersebut biasanya ditujukan kepada pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Sampai saat ini, masih banyak orang yang beranggapan kalau Shin Tae-yong tidak tepat menjadi pelatih Timnas Indonesia. Meskipun pria asal Korea Selatan itu menjadi pelatih yang sukses membawa dua kelompok umur Timnas Indonesia melaju ke putaran final Piala Asia, namun mereka tidak sepakat jika Shin terus menerus menukangi skuad Garuda.
Biasanya, ketidaksetujuan mereka terhadap Shin Tae-yong berlandaskan pada nol gelar sang pelatih. Ya, walaupun permainan skuad Timnas Indonesia berubah – dan mereka juga tampil di Piala Asia setelah belasan tahun lamanya absen, namun STY sampai saat ini tak pernah membawa skuad Garuda keluar sebagai juara. Di Piala AFF 2020 dan 2022, SEA Games 2021, Piala AFF U-19, hingga Piala Asia U-20, ia belum bisa memberikan gelar tersebut kepada skuad Garuda.
Mirisnya lagi, dalam sebuah wawancara pelatih futsal Junika Rahmat Ramadhan alias Doni Zola dalam sebuah podcastnya, ternyata ada sebuah grup WhatsApp anti STY di jajaran para pelatih di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang kurang pantas untuk dilakukan mengingat STY juga berjuang untuk skuad Timnas Indonesia. Biasanya, mereka yang tidak setuju dengan kehadiran STY menyebut dirinya “lokal pride.”
Adapun terkait pemain naturalisasi, beberapa netizen atau suporter Timnas Indonesia lainnya mengaku tak setuju dengan program naturalisasi yang digencarkan PSSI. Ya, harus diakui, untuk saat ini PSSI sudah menaturalisasi banyak sekali pemain untuk Timnas Indonesia.
Bahkan, di FIFA Matchday Juni kemarin, terdapat tujuh pemain naturalisasi yang bermain untuk skuad Garuda. Mereka adalah Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Jordi Amat, Ivar Jenner, Rafael Struick, Stefano Lilipaly dan Marc Anthony Klok.
Mereka yang tidak setuju dengan banyaknya pemain naturalisasi ini seringkali menyebut dirinya “anti naturalisasi.” Untuk hal ini, mereka beralasan banyaknya pemain naturalisasi bisa membunuh kesempatan bagi pemain lokal Indonesia.
Akibatnya, salah satu anggota Exco PSSI Arya Sinulingga pun angkat suara. Demi meredam pendapat yang justru menjurus kepada diskriminasi itu, Arya meminta semua pihak untuk tidak menggaungkan kata-kata lokal pride atau anti naturalisasi lagi.
“Hentikan ucapan diskriminasi local pride dan anti naturalisasi/keturunan,” tulis Arya melalui akun Instagram @arya.m.sinulingga Minggu kemarin.
“Yang terbaik untuk Merah Putih. PSSI sudah berubah kenapa Anda tidak mau berubah,” ujarnya menutupi.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Para pemuja lokal pret itu yg mulai