NOBARTV NEWS – Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan beberapa terobosan baru di Liga 1 musim 2023-2024 mendatang.
Sebagaimana diketahui, kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia Liga 1 akan kick off tak lama lagi. Pada 1 Juli mendatang – atau setengah bulan lagi, Liga 1 akan kick off untuk pertama kalinya. Di edisi sebelumnya (Liga 1 2022-2023), PSM Makassar keluar sebagai juaranya.
Dan menariknya, pada musim depan, beberapa terobosan baru akan diterapkan untuk Liga 1. Salah satunya adalah dengan membuat regulasi terkait kuota pemain asing. Musim depan, setiap klub diperbolehkan untuk merekrut enam pemain asing dengan syarat salah satu di antaranya merupakan pemain asal Asia Tenggara. Untuk regulasi terkait regulasi baru ini, hampir seluruh klub sudah mendatangkan pemain asal Asia Tenggara atau ASEAN.
Namun ternyata, terobosan baru untuk Liga 1 tidak selesai sampai di situ saja.
Hal tersebut disampaikan Erick Thohir dalam acara peluncuran Liga 1 musim 2023-2024 di Jakarta kemarin. Terobosan utama, kata pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu adalah terkait dengan komersialisasi. Komersialisasi tersebut menyangkut beberapa hal seperti sponsor hingga broadcast.
Komersialisasi tersebut tidak hanya mencari keuntungan semata. Namun keputusan itu didasari atas keinginan bersama agar kualitas sepakbola tertinggi di Indonesia itu jadi yang terbaik. Liga juga memiliki pendanaan yang kuat berkat aspek komersialisasi yang dimaksud tersebut. Jika liga baik, maka hal itu akan berpengaruh pada klub dan juga tim nasional.
“Terobosan paling utama menyangkut komersialisasi dengan kehadiran sponsor, broadcast, dan sebagainya. Namun jangan dinilai PSSI hanya memikirkan bisnis. Usaha komersialisasi didasari atas keinginan PSSI meningkatkan kualitas program, terutama program kompetisi liga. Jika dari aspek komersialisasi, liga punya pendanaan yang kuat, maka pasti kualitasnya naik dan itu akan berpengaruh pada klub dan akhirnya tim,” kata Erick Thohir kemarin.
Berbagai terobosan tersebut tak semata-mata dibuat secara spontan. PSSI terlebih dahulu sudah melakukan studi banding ke dua federasi sepakbola yaitu JFA (Federasi Sepakbola Jepang) dan DFB (Federasi Sepakbola Jerman). Dari hasil studi banding tersebut, maka dibuatlah terobosan-terobosan baru itu yang sesuai dengan keadaan sepakbola Indonesia saat ini.
“Lihat Jepang yang organisasi sepakbolanya punya pendapatan 200 juta dolar AS dan punya fasilitas bagus, program bagus, serta timnas yang langganan ikut Piala Dunia. Lalu Jerman dengan pendapatan liga mencapai lebih dari 4,2 miliar dolar, terbesar kedua setelah Inggris. Artinya jika organisasi punya pendanaan yang kuat, maka kualitas liga akan naik. Itu fakta,” pungkas eks Presiden Inter Milan itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Semoga bisa meningkatkan level kompetisi