NOBARTV NEWS – Baru-baru ini, bek sayap Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam Bahar melakukan wawancara dengan FIFA+. Dalam wawancara tersebut, Asnawi mengungkapkan kesannya selama meniti karier di negeri ginseng.
Seperti yang diketahui, Asnawi merupakan satu dari sepuluh pemain abroad Timnas Indonesia saat ini. Selain dirinya yang bermain di klub Korea Selatan Jeonnam Dragons, adapula sembilan pemain lainnya yang juga mengadu nasibnya di luar negeri. Mereka adalah Ivar Jenner (FC Utrecht), Rafael Struick (ADO Den Haag), Sandy Walsh (KV Mechelen), Jordi Amat (Johor Darul Takzim), Saddil Ramdani (Sabah FC), Elkan Baggott (Cheltenham Town), Pratama Arhan (Tokyo Verdy), dan Shayne Pattynama (Viking FK), dan terakhir Marselino Ferdinan (KMSK Deinze).
Sebelum berkarier di Korea, Asnawi terlebih dahulu membela klub Indonesia PSM Makassar. Namun berkat pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong, Asnawi mendapatkan promosi dari sang pelatih untuk bermain di klub kasta kedua Liga Korea Selatan Ansan Greeners. Bersama Ansan, Asnawi menampilkan permainan terbaiknya. Walaupun di awal musim ia kesulitan, namun di musim keduanya ia mampu membuktikan kualitasnya.
Alhasil, Asnawi pun mendapatkan perhatian dari klub Korea Selatan lainnya Jeonnam Dragons. Di awal tahun 2023 ini, Asnawi dan Ansan resmi berpisah. Meskipun kontraknya masih belum selesai, namun Asnawi dipastikan hijrah ke Jeonnam Dragons.
Sejauh ini, di klub keduanya selama berkarier di Korea Selatan itu, ia selalu menjadi andalan. Ia selalu dimainkan sang pelatih ketika ia benar-benar fit. Jarang sekali Asnawi duduk di bangku cadangan Jeonnam.
Akan tetapi, ada sesuatu yang harus dibayar Asnawi untuk tetap eksis di sepakbola negeri ginseng itu. Hal tersebut ia ceritakan kepada FIFA+ dalam sebuah wawancara terbarunya. Di Korea, Asnawi harus rela menerima upah yang tak seberapa dibandingkan ketika ia bermain di Indonesia. Di Indonesia, ia bisa mendapatkan gaji tiga kali lipat dibanding yang ia dapatkan dari klub yang dibelanya saat ini.
Selain itu, ketika ia memutuskan untuk berkarier di Korea, orangtua sempat melarangnya.
“Awalnya, orang tua saya tidak setuju. Terutama terkait gaji pertama. Gaji di Korea Selatan sangat kecil ketimbang di Indonesia,” cerita Asnawi kepada FIFA+.
“Mungkin kalau saya bertahan di Indonesia, saya bisa mendapatkan gaji tiga kali lipat daripada di Ansan Greeners,” ujarnya menambahkan.
Namun berkat kepindahannya ke Korea Selatan kala itu, Asnawi kini mengalami peningkatan drastis. Baik itu dari segi fisik maupun mental. Bersama Timnas Indonesia, ia selalu menjadi pemain andalan Shin Tae-yong. Bahkan, di FIFA Matchday Juni ini, sang pemain mendapatkan panggilan dari pelatih asal Korea Selatan itu.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Tapi kualitas liga baik