NOBARTV NEWS – Timnas Indonesia akan memainkan laga FIFA Matchday melawan Timnas Burundi pada 25 dan 28 Maret mendatang. Namun sang pelatih yakni Shin Tae-yong masih menyayangkan satu hal. Pelatih asal Korea Selatan itu merasa aneh dengan Liga 1 yang masih berjalan di tengah kalender FIFA Matchday bulan ini.
Sebagaimana diketahui, tak lebih dari tiga hari lagi, skuad Garuda Indonesia akan memainkan laga penting kontra Timnas Burundi. Tim asal Afrika tersebut sengaja didatangkan PSSI untuk memainkan laga bertajuk FIFA Matchday tersebut.
Shin Tae-yong telah menyiapkan 28 pemainnya jelang duel yang akan dilangsungkan sebanyak dua kali di Stadion Patriot Candrabhaga, Kabupeten Bekasi, Jawa Barat itu. Diharapakan, skuad Timnas Indonesia bisa memenangkan dua laga tersebut dengan maksimal. Sebab sesuai target yang diusungnya, Timnas Indonesia ditargetkan meraup banyak tambahan poin dari dua laga tersebut. Saat ini, Timnas Indonesia berada di peringkat 151 FIFA. Maka dengan kemenangan dua kali itu, Marc Klok dkk diharapkan mampu membawa Timnas Indonesia merengsek ke dalam 150 besar FIFA.
Adapun Burundi, tim asal Afrika tersebut berada di posisi 141 dunia. Skuad Burundi juga sudah mempersiapkan 25 pemainnya – bahkan telah melakukan sesi latihannya di Indonesia untuk pertama kalinya pada malam hari tadi.
Akan tetapi, terlepas dari pertandingan tersebut, pelatih Timnas Indonesia masih menyayangkan satu hal. Mantan pelatih Seongnam Ilhwa itu menyayangkan kompetisi domestik (Liga 1) yang masih berjalan di tengah kalender FIFA Matchday itu. Apalagi laga Liga 1 itu begitu krusial karena masih mempertemukan beberapa tim yang sama-sama memiliki peluang untuk keluar sebagai juara. Dan pada kenyataanya, beberapa tim itu juga harus kehilangan pemainnya yang diminta untuk membela Timnas Indonesia.
“Memang sedang ada masalah Persija dan Persib sekarang. Tapi sebenarnya bukan salah mereka, Persija juga lagi rugi, begitu juga Persib. Kita juga sama,” kata Shin Tae-yong di awal-awal pemusatan latihan kemarin.
STY lalu melempar kritikannya kepada PT LIB selaku operator liga yang memutuskan pertandingan Liga 1 tetap dijalankan. Kata Shin, keputusan tersebut bisa beresiko dan berbahaya.
“Jadi sebenarnya tidak boleh membuat jadwal liga seperti ini, apalagi namanya pelatih kalau ga ada prestasi baik, ya pasti posisinya akan berbahaya dan berisiko sekali kalau begitu,” ujarnya menambahkan.
“Saya sangat mengerti posisi pelatih seperti apa, jadi saya mau mempertegas masalah jadwal liga dibuat seperti ini. Jadi harus benar- benar diperbaiki.”
“Sebagai pelatih, ya pasti tidak mau lepas pemain karena mereka bertanggung jawab atas prestasi tim. Kalau sudah dibawa ke (Timnas) Indonesia, ya harus bisa tanggung jawab,” pungkasnya kemudian.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Itulah kehebatan liga dagelan