NOBARTV NEWS – Keberlangsungan Arema FC sebagai salah satu klub legendaris di tanah air semakin di ujung tanduk. Setelah bentrok dengan suporter sendiri, manajemen Arema tengah mempertimbangkan untuk membubarkan klub asal kota Malang itu.
Sebagaimana diketahui, siang Minggu kemarin (29/01), terjadi bentrok antara kemanan Arema dengan para suporter Arema yakni Aremania. Awalnya, Aremania tengah melakukan demo tepat di depan kantor Arema FC.
Dalam demo tersebut, bentrokan tak terhindarkan. Para pendemo lalu melempar batu ke arah kantor. Manekin dan jersey Arema yang berada di dalam kantor berjatuhan. Mirisnya, bentrokan tersebut membuat beberapa orang cidera hingga mengeluarkan darah. Kepolisian yang diturunkan dalam demo tersebut pun tak mendapatkan sambutan baik.
Dalam orasinya, sang orator menuntut manejemen Arema untuk terlibat aktif dalam pengusutan Tragedi Kanjuruhan. Karena menurut mereka, sampai saat ini, hanya Aremania yang berjuang – sementara klub tak banyak berbuat.
Efek lain yang ditimbulkan dari Tragedi Kanjuruhan sendiri banyak sekali. Liga 1 sempat dihentikan – hingga yang terbaru, Liga 2 dan Liga 3 dibubarkan. Efek yang merembes ke tim-tim lain ini membuat Arema dibenci oleh klub-klub Indonesia lainnya. Arema juga tak kunjung mendapatkan stadion sebagai kandang mereka untuk mengarungi kompetisi Liga Indonesia.
Dalam orasinya, orator tersebut juga meminta maaf karena akibat ulah klubnya, banyak klub di luar sana menerima efek buruknya.
Pasca bentrok tersebut, pihak manajemen Arema FC angkat suara. Salah satu petinggi Arema yakni Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia Tatang Dwi Arfianto bersuara. Kata Tatang, pihak klub sudah berusaha semaksimal mungkin pasca tragedi mematikan tersebut.
“Upaya yang ditempuh dan dihadapi klub Arema FC pasca musibah Kanjuruhan sudah dilakukan, mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi,” terang Tatang.
“Memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan. Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut kata Tatang, jika keberadaan Arema dianggap masalah dan akan terus menerus menjadi penyebab tidak kondusifnya sepak bola tanah air, maka pihaknya bisa saja membubarkan tim kebanggaan masyarakat Malang ini.
“Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa, tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” pungkas Tatang.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Mendegradasikan diri🤔…. Mungkin lebih baik untuk memperbaiki dari awal lagi
Mungkin harus berbenah dari segala aspek
Itu solusi terbaik, dari tahun 2007 juga sudah sering bikin masalah tapi tdk pernah sadar diri
Sudah sering mencoreng dan bikin malu Indonesia
Gak masalah mau mundur juga asal jangan merusak jalannya kompetisi yang sedang berjalan saja
Jangan sampai bubar…
Degradasi ke liga 3 sekalian
Terutama para supporter nya
Dibubarkan lebih baik
Usuttuntas FC 🗿
Dibubarkan sekalian
Lebih cepat lebih baik
Lebih bagus
Harus, gara-gara mereka sepakbola Indonesia jadi kacau
Tapi mereka tidak sadar diri, selalu playing Victim
Itulah yg diharapkan supporter Indonesia
Sudah sering bikin malu