NOBARTV NEWS – Ajang BRI Liga 1 resmi ditunda lagi. Kompetisi tertinggi di Indonesia itu belum dipastikan (kapan berlanjut) sampai detik ini. Padahal sebelumnya, wacana tersebut (dilanjutkan BRI Liga 1) santer diberitakan akan dimulai lagi pada 2 Desember 2022.
Dua bulan sudah BRI Liga 1 – termasuk divisi di bawahnya tidak memainkan pertandingan apapun. Akibat Tragedi Kanjuruhan, pemerintah RI menghentikan seluruh pertandingan sepak bola di Indonesia. Padahal, liga baru berjalan dan belum sampai setengah musim.
Akibat hal itu, beberapa klub membubarkan pemainnya. Adapula yang masih bertahan di tengah ketidakpastian.
Namun klub-klub yang mentas di Liga Indonesia sempat mendapatkan angin segar ketika PT LIB (Liga Indonesia Bersatu) merombak struktur kepemimpinannya. Direncanakan, seharusnya pada 2 Desember ini BRI Liga 1 dilanjutkan lagi. Sayang, hingga hari ini, kompetisi belum dipastikan karena ternyata belum mendapatkan izin.
Padahal, beberapa klub menyambut baik – bahkan sudah berencana untuk memainkan pertandingan. Begitupun dengan salah satu klub asal Yogyakarta PSS Sleman.
Pelatih PSS Seto Nurdiyantoro mengungkapkan perasaannya. Akibat kick off BRI Liga 1 ditunda lagi, ia mengaku anak asuhnya mengalami tekanan. Bahkan, beberapa di antaranya terpengaruh secara mental.
Pembatalan kick off tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT LIB yang baru yakni Ferry Paulus ketika ia, Sekjen PSSI, Kementerian PUPR, serta pihak kepolisian selesai melakukan sebuah pertemuan.
“Kami telah rapat koordinasi dengan pihak kepolisian,” jelas Ferry Paulus yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Olahraga Persija Jakarta.
“Ada beberapa hal yang harus dikerjakan dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya menambahkan.
Adapun Seto, pelatih PSS Sleman itu mengungkapkan pengaruh tertundanya BRI Liga 1 terhadap anak asuhnya. Hal itu ia ungkapkan ketika memimpin sesi latihan skuad Super Elang Jawa.
“Mungkin dengan diundurnya Liga ada pengaruh kepada pemain,” papar Seto.
Lebih parah lagi, tertundanya kompetisi tersebut membuat anak asuhnya terganggu secara mental dan juga psikologis.
“Kita sudah berlatih, sudah memperbaiki banyak hal dan tidak ada kompetisi. Secara mental maupun psikis juga pasti akan mempengaruhi,” ujarnya menambahkan.
“Apapun itu harapannya dari kami tim pelatih selalu memberikan pandangan-pandangan kepada pemain bahwa kita bekerja di sini. Mudah-mudahan kerja kita halal, bukan untuk menerima gaji buta saja,” tutupnya.
Sebelum dihentikannya BRI Liga 1 kemarin, performa PSS Sleman belum bisa dikatakan baik. Mereka bertengger di peringkat ke-11 dengan hanya meraih 12 poin dari 3 kali kemenangan, 3 imbang, dan 5 kali menelan kekalahan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini:
Keuangan juga