NOBARTV NEWS – Seburuk apapun penilaian kita kepada Timnas Indonesia U-23 saat ini, kita tidak boleh lupa dengan perjuangan yang mereka raih hingga berhasil mengalahkan Timnas Malaysia di perebutan tempat ketiga.
Angan-angan masyakarat Indonesia untuk melihat Timnas Indonesia U-23 merengkuh juara sudah terbayang di depan mata. Dengan komposisi skuad yang sudah digunakan di turnamen sebelumnya (Piala AFF), rasa-rasanya juara itu tidak mungkin untuk tidak kita dapatkan.
Apalagi, mereka mendapatkan beberapa amunisi baru seperti Marc Anthony Klok, dan dua pemain muda Marselino Ferdinan dan Ronaldo Kwateh. Tak lupa pula sang anak yang lama hilang, Saddil Ramdani.
Kehilangan Baggott dan Pratama Arhan memang sesuatu hal yang buruk. Namun melihat penambahan pemain yang memiliki skill di atas rata-rata, maka kekurangan itu tidak terlalu penting untuk dibahas lagi.
Namun, apa yang terjadi? Skuad impian itu lunak di hadapan tuan rumah, Timnas Vietnam. Bukan 1 gol yang bersarang, tapi 3 gol masuk ke gawang Timnas Indonesia – tanpa satu gol balasan yang mampu mereka cetak.
Angan-angan itu luntur seketika. Benarkah emas tidak akan kita dapatkan (lagi)? 31 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk melihat Timnas Indonesia U-23 mengangkat pialanya.
Usai takluk dari Vietnam, Timnas Indonesia U-23 bak raksasa yang baru bangun dari tidurnya. Mereka menghantam semua lawan-lawannya.
Timnas Timor Leste dibuat tak berdaya, Timnas Filipina dipermalukan, bahkan di laga penentuan untuk lolos tidaknya ke babak semifinal menghadapi Timnas Myanmar, anak asuh Shin Tae-Yong itu tidak mengalami kesulitan.
Rentetan kemenangan yang begitu baik itu membuat angan-angan kembali berkembang. Ketika Timnas Indonesia menghadapi Timnas Vietnam kemarin, mungkin karena kita belum siap. Tapi, di babak semifinal, kita pasti menang dan merengkuh gelar juara di partai sesudahnya.
Sayang, apa yang kemudian terjadi?
Kita takluk dari Timnas Thailand. Lewat babak extra time, satu biji gol ke gawang Ernando Ari tidak mampu kita balas. Bahkan, tiga pemain timnas Indonesia U-23 harus dikeluarkan karena sikap yang tidak fair play di dalam lapangan.
Sumpah serapah dikeluarkan, nama Shin Tae-Yong bergema di jagat media sosial.
Dengan terpaksa, Timnas Indonesia U-23 harus mengakhiri turnamen dengan memperebutkan tempat ke-tiga. Menghadapi Timnas Malaysia, Shin Tae-Yong khawatir dengan kondisi skuadnya.
Namun apa yang terjadi?
Dengan skuad seadanya, Timnas Indonesia U-23 akhirnya keluar sebagai pemenangnya. Sebuah drama tim nasional yang begitu sebentar – namun panjang untuk dikisahkan.
Apapun yang dikatakan orang, Timnas Indonesia U-23 sudah berjuang. Dan kinerja mereka harus diapresiasi sebagaimana pun buruk penampilan mereka di atas lapangan.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: