NOBARTV NEWS – Dedik Setiawan menjadi salah satu pemain andalan Shin Tae-yong, pemain Arema FC itu beberkan bahwa untuk bisa masuk skuad Garuda dibawah asuhan pelatih berusia 51 tahun tersebut mau tidak mau harus berlari, tidak boleh diam sedikitpun.
Kedatangan Shin Tae-yong memberikan angin segar untuk Timnas Indonesia, bukan hanya fokus untuk meraih prestasi, pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut lebih tekankan mengubah sistem sepak bolanya terlebih dahulu.
“Sebenarnya saya ke Indonesia untuk mengubah sistem sepak bolanya. Daripada terlalu menitikberatkan pada prestasi. Saya berpikir akarnya harus kuat, agar ke atasnya juga kuat,” ujar Shin Tae Yong.
Salah satu sistem yang dirubah Shin Tae-yong adalah mengandalkan banyak pemain muda, bukan main-main, pelatih 51 tahun itu menerapkannya di Piala AFF 2020 dan terbukti Timnas Indonesia berhasil meraih runner up dalam kompetisi tersebut.
“Tidak bisa hanya membebankan prestasi di kancah senior kepada pelatih. Sebelum saya masuk, Indonesia adalah tim dengan rata-rata pemain tertua di Asia Tenggara.”
“Tapi sekarang di tangan saya rata-ratanya 21,5 tahun. Tim seniornya rata-rata berumur 21,5 tahun. Saya benar-benar merekrut pemain-pemain muda,” ucap pelatih asal Korea Selatan itu.
Diantara mayoritas pemain muda, ada pemain yang sudah berumur matang yaitu Dedik Setiawan yang kini berusia 27 tahun, pemain Arema FC itu menjadi andalan Shin Tae-yong di posisi striker, namun penampilannya sejauh ini belum cukup baik.
Meski bagi para suporter permainan Dedik Setiawan mengecewakan, namun Shin Tae-yong masih mengandalkannya, terbukti pemain berjuluk Dedik Drogba itu dipanggil kembali untuk pertandingan FIFA Match day melawan Timor Leste.
Beberapa kali dilatih, Dedik Setiawan beberkan apa tuntutan Shin Tae-yong untuk para pemain, ternyata pelatih berusia 51 tahun tersebut lebih menekankan agar para pemain terus bergerak, mau tidak mau harus lari dan tidak boleh diam sedikit pun.
Oleh karena itu menjadi sangat masuk akal mengapa Shin Tae-yong mengandalkan Dedik Setiawan sebagai striker, karena sang pemain bekerja keras dan selalu bergerak.
“Coach Shin kan, harus press keras, harus banyak lari, nggak boleh diam sedikit pun, harus lari, gerak,” tegas Dedik Setiawan dikutip dari Indonesiatoday (5/2/2022).
Dedik Setiawan juga menjelaskan bahwa permainan sepak bola era Shin Tae-yong berbeda dengan pelatih lain.
” Permainan sepakbolanya (coach Shin Tae yong) berbeda dari pelatih yang dari Eropa, ” ujarnya.
Belum mendapatkan informasi yang anda cari? silahkan ketik disini: